Bisnis.com, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III mengungkapkan bahwa pengembangan energi hijau bukanlah hal yang mudah.
Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN III Mohammad Arifin Firdaus menyampaikan, untuk menghasilkan biogas, bio-CNG, dan biodiesel, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi.
“Tantangannya betul, untuk menghasilkan biogas, bio-CNG, dan biodiesel saat ini ada dua. Pertama dari sisi investasi, yang kedua adalah dalam rangka koordinasi dengan BUMN lain yang memang sudah mendapatkan penugasan terlebih dahulu untuk melaksanakan fungsi itu,” kata Arifin dalam Green Economy Forum 2023 yang digelar oleh Bisnis Indonesia, Rabu (7/6/2023).
Terlepas dari itu, di samping nilai investasi yang besar, Arifin menyebut bahwa produksi saat ini misalnya biogas, masih bisa digunakan untuk kepentingan PTPN III dalam kegiatan operasional di perkebunan. Namun demikian, masih ada potensi yang bisa dijual ke depannya.
Adapun, pihaknya sedang bekerja sama dengan BUMN yang bergerak di bidang perminyakan dan energi terbarukan, serta berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk mengembangkan potensi tersebut.
“Semuanya dilakukan secara paralel dan alhamdulillah karena ini adalah bagian dari Program Strategis Nasional, perjalanannya semakin hari semakin bagus dalam prosesnya dan mudah-mudahan bisa terlaksana dalam waktu dekat sesuai dengan harapan,” ujarnya.
Baca Juga
Perlu diketahui, integrasi PTPN telah disematkan sebagai Program Strategis Nasional (PSN) dalam Permenko No.9/2022 juncto Permenko No.21/2022. Setidaknya, ada tiga strategi prioritas nasional yang harus dijalankan oleh PTPN.
Salah satunya, dengan membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim. Inisiatif strategis yang dilakukan PTPN, yakni dengan mengakselerasi pengembangan energi terbarukan bisa menghasilkan biogas, bio-CNG, dan biodiesel pada 2060.
Dua lainnya, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan dengan melakukan inisiatif strategis untuk hilirisasi sektor pangan dan swasembada gula. Lalu, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, melalui program peremajaan sawit rakyat.