Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Hal yang Bakal Ganjal Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen pada 2023

Ekonom mengungkapkan 2 hal yang bisa mengganjal target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen pada 2023.
Kondisi arus lalu lintas di Jalan Sudirman-Thamrin terpantau lengang pada Libur Lebaran 2023, Kamis, (20/4/2023). Bisnis/Rizqi Rajendra
Kondisi arus lalu lintas di Jalan Sudirman-Thamrin terpantau lengang pada Libur Lebaran 2023, Kamis, (20/4/2023). Bisnis/Rizqi Rajendra

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia (World Bank) dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tingkat di bawah 5 persen untuk tahun 2023.

Dalam laporan terbaru Bank Dunia, yaitu Global Economic Prospects edisi Juni 2023, ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan hanya tumbuh sebesar 4,9 persen.

Sejalan dengan itu, OECD dalam laporan terbarunya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 hanya akan mendekati 5 persen atau pada tingkat 4,7 persen.

Menurut OECD, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung oleh bisnis dan kepercayaan konsumen yang solid, serta pulihnya sektor pariwisata 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan proyeksi kedua lembaga internasional tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini berpotensi melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 5,3 persen.

Menurutnya, ekonomi Indonesia akan tumbuh melambat pada kisaran 4,9 hingga 5,0 persen, terutama dipengaruhi oleh kinerja investasi yang cenderung moderat.

“Pertumbuhan investasi yang melambat sudah terefleksi dari perlambatan investasi pada awal 2023, disusul oleh potensi perlambatan pada paruh kedua 2023 memasuki tahun pemilu,” katanya kepada Bisnis, Rabu (7/6/2023).

Josua menjelaskan, secara historis, penyelenggaraan Pemilu memang akan mendorong perlambatan investasi, terutama dari sisi investor asing yang cenderung wait & see.

Selain investasi, Josua mengatakan bahwa potensi perlambatan ekonomi Indonesia tahun ini juga berasal dari normalisasi harga komoditas global, sehingga memicu penurunan ekspor komoditas utama Indonesia.

Dengan kondisi tersebut, dia berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 terutama akan ditopang oleh konsumsi domestik, termasuk konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT). 

“Keduanya diperkirakan mengalami pertumbuhan di periode tahun Pemilu, pada paruh kedua 2023. Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar pada 4,9 persen hingga 5,0 persen,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper