Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan untuk berhati-hati lantaran level Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat turun ke level 50,3.
Angka tersebut hampir mendekati zona kontraktif, di mana PMI manufaktur berada di bawah level 50.
“Harus kita lihat secara hati-hati adalah PMI baru saja keluar 50,3, ini melemah dibandingkan bulan lalu yang di atas 52,” ujarnya di Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (5/6/2023).
PMI manufaktur Indonesia Mei 2023 tercatat turun 2,4 poin dari April 2023 yang mencapai 52,7.
Sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia menguat ke level 51,9 pada Maret 2023 setelah melambat pada Februari 2023 di level 51,2.
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan indeks tersebut masih mencatatkan Indonesia berada di zona ekspansif namun menjadi level yang terendah sejak November 2022.
Baca Juga
“Namun, kita masih di ekspansi, kalau kita lihat negara lain yang kontraksi bahkan Vietnam yang selama ini kuat juga dalam posisi kontraktif untuk PMI-nya,” tambahnya.
Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan menuturkan pelambatan pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia disebabkan oleh turunnya permintaan baru akibat kondisi ekonomi domestik dan global yang melambat.
Penurunan permintaan juga berimbas pada penurunan tekanan biaya produksi yang ditanggung produsen sehingga inflasi pada harga jual juga terasa lebih rendah.
"Kondisi permintaan yang lebih lemah menyebabkan tekanan harga bagi produsen Indonesia semakin berkurang, yang artinya inflasi harga jual yang lebih lunak di sektor produksi barang sehingga mencerminkan upaya Bank Indonesia dalam menurunkan tekanan inflasi melalui pengetatan kebijakan moneter," katanya dalam keterangan resmi, Senin (5/6/2023).
Berdasarkan laporan PMI Manufaktur Asean dari S&P Global, sektor manufaktur Asean mencatat perbaikan lebih lanjut pada kondisi pengoperasian pada pertengahan menuju triwulan kedua.
Namun demikian, survei terbaru merupakan indikasi perlambatan pada sektor karena output, permintaan baru dan stok praproduksi tumbuh pada tingkat yang lebih rendah dari yang terlihat sebelumnya pada bulan April.
Bahkan, riset tersebut mencatat hanya Filipina yang menjadi negara dengan indeks headline yang naik pada Mei 2023.
Berikut PMI Manufaktur Asean Mei 2023
- Thailand 58,2
- Myanmar 53
- Filipina 52,2
- Singapura 51,2
- Indonesia 50,3
- Malaysia 47,8
- Vietnam 45,3