Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIPS: Subsidi Jagung Bukan Solusi Tepat Redam Harga Telur

Rencana pemerintah meredam harga telur di pasaran dengan memberikan subsidi jagung dinilai kurang tepat. Ini alasannya.
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Center for Indonesian Studies (CIPS) menilai, rencana pemerintah meredam harga telur di pasaran dengan memberikan subsidi jagung bukanlah kebijakan yang tepat.

Peneliti CIPS, Mukhammad Faisol Amir, menyampaikan, dampak subsidi jagung pada harga telur baru akan terlihat setelah periode masa tanam jagung. Inilah yang menjadi alasan mengapa rencana ini dinilai tak tepat untuk menekan harga telur ayam.

“Skema subsidi ini jika dilakukan, dampaknya baru dapat dirasakan setelah 80-110 hari masa tanam jagung. Selama periode tersebut, harga telur akan cenderung tetap tinggi dan bahkan berpotensi terus naik,” kata Faisol dalam keterangannya, Kamis (25/5/2023).

Selain dampaknya yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat, skema subsidi jagung juga disebut dapat menimbulkan masalah baru. Masalah yang dimaksud yaitu oversupply jagung yang justru akan merugikan petani di masa panen.

Hal lain yang membuat kebijakan ini sukar diimplementasikan adalah penentuan skema subsidi dan durasi pemberian subsidi. “Jika subsidi jagung diberikan terlalu lama, lagi-lagi akan berpotensi menimbulkan oversupply,” ujarnya.

Faisol juga menyinggung impor jagung yang hanya dibatasi untuk BUMN dengan API-U. Menurutnya, pembatasan ini justru menyulitkan peternak telur ayam untuk mendapatkan pakan yang berkualitas dan lebih murah. Sehingga, dia meminta pemerintah untuk melibatkan swasta dalam importasi jagung.

“Swasta perlu dilibatkan dalam importasi jagung, sehingga peternak dapat mengakses pakan murah dan berkualitas dengan lebih cepat,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, harga telur ayam masih berada di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) No.5/2022 tentang Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras, harga acuan telur ayam di tingkat konsumen Rp27.000 per kg.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam di rata-rata pasar nasional per Kamis (25/5/2023) pukul 11.06 WIB, berada di level Rp31.150 per kg, atau turun 1,11 persen.

Sepanjang 19-25 Mei 2023, harga telur ayam masih berfluktuasi, bahkan sempat menyentuh angka tertinggi di Rp31.900 pada Rabu (24/5/2023).

Sementara, menurut Panel Harga Bapanas harga rata-rata nasional Rp30.650 per kg per hari ini. Harga telur ayam ras tertinggi tercatat di Papua Barat sebesar Rp39.120 per kg, sedangkan harga terendah di Sumatra Utara sebesar Rp26.160 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper