Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memprediksi penanaman modal asing (PMA) dari China di Indonesia akan meningkat ke posisi kedua setelah Singapura tahun ini.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan posisi China sempat turun ke urutan ketiga di bawah Hong Kong. Sebelumnya, China mengamankan posisi kedua di 2022. Namun, pada awal tahun ini investasi Hong Kong di Tanah Air melesat.
"Kuartal pertama 2023 realisasi inveastasi China itu nomor 3. Kemungkinan besar feeling saya masuk ke urutan kedua setelah Singapura [kuartal kedua]. Sektornya lebih banyak hilirisasi," kata Bahlil di Shangri-La Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Dia menuturkan, salah satu sektor hilirisasi yang dibidik China yakni investasi dalam ekosistem bateral dari kendaraan listrik (EV).
"Mobil listrik kan ekosistemnya baterai. Itu bagian dari hilirisasi. Jadi, kalau baterai mobil dari mining, smelter, sel baterai, battery pack, sampai mobilnya itu bagian dari mobil listrik," jelasnya.
Berdasarkan data realisasi investasi kuartal I/2023, PMA tertinggi berdasarkan asal negara 5 besar adalah Singapura (US$4,3 miliar), Hongkong RRT (US$1,5 miliar), Tiongkok (US$1,2 miliar), Jepang (US$1,0 miliar) dan Amerika Serikat (US$0,8 miliar).
Baca Juga
Adapun, sektor usaha yang paling banyak disasar asing yakni industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (US$2,9 miliar), transportasi, gudang, dan telekomunikasi (US$1,2 miliar), industri kimia dan farmasi (US$1,1 miliar), pertambangan (US$0,9 miliar), serta industri kertas dan percetakan (US$0,8 miliar).
Total seluruh sektor industri setelah digabung memberikan kontribusi sebesar US$7,0 miliar atau 58,7 persen dari total PMA. Realisasi investasi PMA pada periode ini naik sebesar 20,2 persen, yaitu dari Rp147,2 triliun di tahun 2022 menjadi Rp177,0 triliun.