Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan hingga April 2023, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 telah mengeluarkan Rp62 triliun untuk subsidi baik energi dan nonenergi.
Realisasi subsidi tersebut naik sebesar 9,6 persen dari periode yang sama pada 2023 atau year-on-year (yoy), di mana tahun lalu hanya Rp56,6 triliun.
Bendahara Negara memerinci dari realisasi tersebut berasal dari realisasi subsidi energi senilai Rp42,2 triliun dan nonenergi sebesar Rp19,9 triliun
“Subsidi yang kami bayarkan sebesar Rp62 triliun baik untuk BBM yaitu 4,39 juta kiloliter, LPG 3 kg sebanyak 2 juta metrik ton,” tuturnya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (22/5/2023).
Subsidi BBM pun mencatatkan kenaikan secara volume dari 2022 sebesar 4,4 persen (yoy) dengan nilai Rp5,2 triliun.
Penyaluran subsidi terbesar terjadi pada LPG ukuran 3 kg yang mencapai Rp21,6 triliun.
Baca Juga
Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan subsidi bagi masyarakat yang menggunakan listrik bersubsidi untuk 39,2 juta pelanggan atau naik 2,1 persen dengan total nilai sebesar Rp15,3 triliun.
Untuk subsidi nonenergi, Sri Mulyani memberikan kepada 50.300 unit bantuan uang muka perumahan senilai Rp204,1 miliar.
Secara umum, pemerintah telah mengeluarkan Rp265 triliun untuk belanja non kementerian/lembaga (K/L) sepanjang 2023 hingga April, yang berisi dari pos pembayaran subsidi, pensiun, dan pembayaran bunga utang.
Sementara belanja untuk K/L mencapai Rp257,7 triliun dan transfer ke daerah (TKD) senilai Rp243,1 triliun.
Dengan pendapatan negara sebesar Rp1.000,5 triliun atau telah mencakup 46 persen dari APBN dan total belanja negara hingga April 2023 telah mencapai Rp765,8 triliun, membukukan surplus senilai Rp234,7 triliun.