Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik membuat sedikit kemajuan dalam mencegah gagal bayar Amerika Serikat. Mereka berjanji untuk melakukan negosiasi mengenai pengeluaran utang yang berpotensi menghasilkan kesepakatan.
Setelah pertemuan selama satu jam yang berlangsung di Gedung Putih tersebut, Joe Biden mengatakan bahwa percakapan tersebut berlangsung produktif.
"Selama beberapa hari dan pekan terakhir ini, akan ada banyak postur, politik, dan permainan, dan itu akan terus berlanjut untuk sementara waktu," jelasnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (10/5/2023).
Biden mengatakan bahwa dirinya senang dengan komentar pemimpin Senat dari Partai Republik McConnel. Setelah pertemuan, Biden tidak memperkirakan bahwa negara akan bangkrut.
Pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer juga mengungkapkan harapan terhadap kesepakatan yang dicapai kedua partai berkuasa tersebut.
Namun, apa yang dikatakan Biden berlawanan dengan tanggapan Ketua DPR Kevin McCarthy. McCarthy mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak melihat adanya kemajuan selama pertemuan dan menuduh Biden menghindari negosiasi substantif.
Baca Juga
McCarthy dan Biden menggambarkan momen-momen tegang selama pertemuan tertutup mereka.
Sebelum pertemuan, ketua DPR menolak gagasan tentang kenaikan pagu utang jangka pendek. Walaupun kesepakatan sementara bukan rencana Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia tidak akan menyingkirkan opsi apapun.
Sementara itu, Biden telah mempertimbangkan untuk mengajukan Amandemen ke-14 yang menjamin validitas utang publik, tetapi khawatir pengadilan federal dapat membatalkan manuver tersebut.
Staf Presiden belum mengeksplorasi gagasan Departemen Keuangan untuk mencetak koin triliunan dolar yang akan disimpannya ke Federal Reserve untuk meredakan krisis.
McCarthy bersedia membahas prioritas yang sebelumnya didukung Gedung Putih, seperti mengizinkan reformasi dan menyarankan elemen legislasi DPR seperti menarik kembali dana untuk program pandemi, yang mendapat dukungan bipartisan. Namun hal ini ditentang Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer dengan alasan menyandera ekonomi AS.
Berdasarkan dari diskusi, pembicaraan dapat membuka pintu untuk solusi kedua belah pihak, sementara McCarthy dan Partai Republik, yang telah menuntut pemotongan pengeluaran sebagai imbalan atas kenaikan batas utang, dapat menyebutnya sebagai kemenangan.
Sebelumnya, DPR yang dikuasai Partai Republik mengesahkan undang-undang untuk menaikan pagu utang dengan syarat pemangkasan anggaran. Gedung Putih mengkritik undang-undang tersebut dan hanya setuju jika kenaikan dilakukan tanpa syarat.