Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk, Tesla Inc telah mengirim sebanyak 75.842 kendaraan listrik buatan China. Angka tersebut anjlok sebanyak 14,7 persen dari penjualan di bulan sebelumnya (mtm).
Meskipun mengalami penurunan, data Asosiasi Mobil Penumpang China pada Jumat (5/5/2023) mencatat lonjakan dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya.
Pasalnya, Shanghai sebagai kota lokasi pabrik Tesla di dalamnya mengalami lockdown akibat wabah Covid-19 sehingga perusahaan hanya bisa mengirimkan sebanyak 1.512 mobil model 3 dan Y buatannya.
Sementara, itu data Asosiasi Mobil Penumpang China menunjukkan BYD Co, salah satu pesaing Tesla berhasil menjual sebanyak 209.467 kendaraan pada April 2023. Penjualan mobil BYD mengalami kenaikan sebanyak 1,6 persen dari bulan sebelumnya.
Perusahaan mobil raksasa tersebut telah memangkas harga penjualan kendaraannya di beberapa pasar global dan mulai bersaing dengan sekitar 40 merek kendaraan lokal di China. Pemangkasan harga kendaraan tersebut telah menurunkan pendapatan pabrikan mobil.
Melansir Reuters pada Jumat (5/5/2023), Tesla justru mengumumkan akan menaikkan harga pada dua model kendaraan terlarisnya, yakni 3 dan Y hingga US$290 atau sekitar Rp4,3 juta di beberapa negara seperti China, Kanada, Jepang, dan AS mulai pekan depan.
Baca Juga
Padahal, Tesla telah menaikkan harga kendaraannya di China yang bermodel S dan X seharga 19.000 yuan atau sekitar Rp40 juta.
Saat ini, Tesla sedang mempersiapkan ekspor kendaraan tipe Y untuk Kanada pada tahun ini dari pabriknya di Shanghai.