Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDB Naik 5,03 Persen, Pengusaha Pesimistis Soal Manufaktur

Kadin Indonesia pesimistis soal kinerja manufaktur di tengah laju PDB naik 5,03 persen pada kuartal I/2023.
Ilustrasi kegiatan industri manufaktur/Reuters
Ilustrasi kegiatan industri manufaktur/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur tak akan bisa meningkat signifikan tanpa adanya pertumbuhan pasar yang sehat dan rantai pasok yang lancar.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani untuk merespons kinerja produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2023 yang tumbuh 5,03 persen (year-on-year/yoy).

“2023 merupakan tahun yang secara inheren sulit untuk menciptakan kinerja usaha yang eksponensial,” katanya, Jumat (5/5/2023).

Menurutnya, inflasi, pengetatan moneter, dan risiko krisis ekonomi masih tinggi sehingga kecepatan pertumbuhan demand pasar, baik di dalam maupun luar negeri relatif lambat dibandingkan tahun lalu.

Apalagi, pemerintah juga menerapkan kebijakan neraca komoditas yang secara riil memengaruhi kelancaran pasokan bahan baku atau penolong impor untuk industri manufaktur.

“Jadi ini kombinasi yang sangat-sangat tidak ideal untuk menciptakan peningkatan confidence maupun pertumbuhan kinerja sektor manufaktur nasional,” ujarnya.

Jika kinerja manufaktur ingin didongkrak, maka rantai pasok industri manufaktur harus ditingkatkan kelancarannya dan output manufaktur nasional harus ditingkatkan secara signifikan sehingga memiliki kemampuan dan daya saing yang memadai di pasar ekspor.

Dia menuturkan, ekspansi ke pasar ekspor menjadi kunci lantaran secara esensi industri manufaktur nasional tidak bisa tumbuh secara eksponensial dalam waktu singkat bila hanya mengandalkan volume demand pasar dalam negeri lantaran pertumbuhan daya beli domestik sangat lambat.

“Hanya dengan kedua formula ini, skala produksi dan kinerja sektor manufaktur bisa terdongkrak jauh di atas pertumbuhan GDP,” katanya.

Sementara itu, dia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap dua aspek tersebut, di samping aspek lain yang sifatnya universal untuk mendorong pertumbuhan kinerja usaha secara across the board, seperti perluasan akses kredit usaha atau pembiayaan perdagangan yang affordable dan bersaing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper