Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Rumah Tangga Diperkirakan jadi Motor Utama Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2023

Realisasi belanja pemerintah pusat pada kuartal I/2023 tumbuh 10,5 persen yoy, yang utamanya didorong oleh peningkatan belanja barang.
Ilustrasu aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasu aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 akan mencapai 4,99 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023.

Josua memperkirakan konsumsi rumah tangga tumbuh sekitar 4,5 persen yoy, terindikasi dari pertumbuhan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada kuartal I/2023 yang tercatat 11,1 persen yoy dari kuartal sebelumnya 8,2 persen yoy.

“Selain itu, penjualan eceran juga tercatat tumbuh 4,8 persen yoy dibandingkan dengan 0,7 persen yoy pada kuartal IV/2022. Penjualan mobil [ritel] pun tercatat meningkat 13,7 persen yoy, dibandingkan dengan 6,9 persen yoy pada kuartal IV/2022,” katanya kepada Bisnis, Kamis (4/5/2023).

Selain konsumsi rumah tangga, investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diperkirakan tumbuh 4,1 persen yoy, menguat dari kuartal sebelumnya 3,3 persen yoy. 

Peningkatan investasi masih didorong oleh investasi bangunan, tercermin dari perbaikan penjualan semen pada kuartal I/2023 yang tercatat -5,6 persen yoy, membaik dari kontraksi -9,9 persen yoy pada kuartal IV/2022. 

Sementara itu, investasi non-bangunan cenderung melambat, terindikasi dari penjualan alat berat pada kuartal I/2023 yang terkontraksi sebesar -12,3 persen yoy menjadi 2.877unit sejalan dengan tren penurunan harga komoditas serta normalisasi sisi supply komoditas. 

“Peningkatan laju investasi/PMTB pada kuartal I/2023 juga tercermin dari impor barang modal yang tercatat tumbuh 10,5 persen yoy,” katanya. 

Untuk konsumsi pemerintah, sepanjang kuartal I/2023 diperkirakan meningkat 7,82 persen yoy dibandingkan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 4,77 persen yoy. 

Peningkatan ini terindikasi dari realisasi belanja pemerintah pusat pada kuartal I/2023 yang tumbuh 10,5 persen yoy, yang utamanya didorong oleh peningkatan belanja barang, belanja modal, dan belanja pembayaran bunga utang. 

Dari sisi ekspor dan impor, Josua mengatakan ekspor riil pada kuartal I/2023 diperkirakan tumbuh melambat menjadi 2,41 persen yoy, sementara impor riil diperkirakan tumbuh 0,03 persen yoy.

“Net ekspor diperkirakan cenderung melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, terindikasi dari ekspor nonmigas pada kuartal I/2023 yang tercatat tumbuh 0,5 persen yoy, dibandingkan dengan 7,8 persen yoy pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, impor non-migas terkontraksi -3,25 persen yoy, dari -0,17 persen yoy pada kuartal sebelumnya,” jelas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper