Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tahan Suku Bunga Bulan Depan, Peperangan Lawan Inflasi Belum Usai

The Fed memberi isyarat untuk menahan kenaikan suku bunga acuan bulan depan. Ini alasannya.
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Senin (8/4/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Senin (8/4/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA -  Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan dapat menjadi yang terakhir. Namun, peperangan melawan inflasi masih belum berakhir mengingat adanya kenaikan harga yang cepat. 

Powell membuka pintu bagi para pejabat untuk menaikkan biaya pinjaman jika inflasi tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Hal ini mendorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada akhir tahun. 

Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 2-3 Mei 2023, terdapat dukungan kuat untuk menaikan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin, yakni kenaikan suku bunga kesepuluh kalinya.

Hal ini membawa suku bunga The Fed ke level tertinggi sejak 2007, yakni pada kisaran 5-5,25 persen. 

"Dukungan untuk kenaikan 25 basis poin sangat kuat secara keseluruhan," kata Powell setelah menyelesaikan pertemuan FOMC. 

Namun, Powell juga menyarankan para pejabat dapat menghentikan kampanye pengetatan di bulan Juni, untuk menilai bagaimana ekonomi AS menanggapi kondisi kredit yang lebih ketat akibat suku bunga yang lebih tinggi dan tekanan di sektor perbankan. 

Powell mengatakan bahwa akan melihat apakah tingkat suku bunga tersebut cukup tinggi untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen. Hal ini juga akan menjadi penilaian berkelanjutan. 

Dia juga mendorong kembali terhadap ekspektasi investor bahwa pejabat akan memotong biaya pinjaman pada akhir tahun dan memperkirakan inflasi akan menurun secara perlahan. The Fed sendiri juga mengatakan bahwa tidak akan memangkas suku bunga. 

Selain itu, pengetatan The Fed yang cepat selama setahun terakhir yang bertujuan memadamkan inflasi telah memberi tekanan pada lembaga keuangan, yang menyebabkan terjadinya kegagalan bank terbesar sejak 2008.

Sebagaimana diketahui, empat bank AS telah bangkrut, seperti First Republic yang telah disita oleh regulator federal minggu ini. Powell sendiri juga menyebut resolusi First Republic sebagai langkah penting untuk menarik garis batas di bawah gejolak bank.

Analis Bloomberg mengharapkan agar The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga pada Juni 2023, saat pasar tenaga kerja akan menunjukkan tanda-tanda pelunakan yang lebih jelas.

Selain itu, The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunga pada level puncak ini hingga Kuartal I/2024 lantaran inflasi turun secara bertahap.

Prakiraan rata-rata yang dirilis oleh pejabat The Fed pada bulan Maret menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan tingkat suku bunga akan naik menjadi 5,1 persen pada akhir tahun.

Hal tersebut mengimplikasikan bahwa para pejabat mungkin telah selesai setelah kenaikan suku bunga pada bulan Mei. Proyeksi-proyeksi tersebut akan diperbarui pada pertemuan Federal Reserve pada Juni 2023.

Mantan Presiden Federal Reserve New York, William Dudley juga mengatakan bahwa menurutnya Powell jujur ketika mengatakan bahwa The Fed belum belum membuat keputusan apakah akan melakukan jeda untuk menaikkan suku bunga. 

"Mereka berpikir bahwa kemungkinan mereka akan melakukan jeda lebih tinggi, tetapi mereka belum mencapai kesana." Jelas Dudley, mengutip dari Bloomberg (4/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper