Bisnis.com, BATAM - Singapura menyetop impor babi dari Pulau Bulan, Batam. Penyebabnya karena Singapore Food Agency (SFA) menemukan babi-babi tersebut terinfeksi penyakit African swine fever (ASF) atau virus flu babi Afrika.
Dilansir dari The Straits Times, Senin (24/4/2023), ASF tidak menginfeksi manusia, tapi sangat berbahaya bagi babi.
SFA menjelaskan bahwa kasus ini merupakan kali pertama ASF terdeteksi melalui babi impor di Singapura. Mereka menemukannya dari rumah jagal di Jurong.
Impor babi dari Pulau Bulan, Batam tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan impor babi di Singapura.
Berdasarkan data dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, pada periode Januari-November 2022 lalu, tercatat sebanyak 240.117 ekor babi diimpor dari Pulau Bulan menuju Singapura, dengan total nilai ekonomi mencapai Rp785 miliar.
Karena kasus tersebut, investigasi juga tengah dilakukan di peternakan babi di Pulau Bulan. Untuk sementara, SFA bekerja sama dengan mitranya untuk mencari sumber baru impor babi, yang lebih higienis.
Baca Juga
Hingga saat ini, SFA mengimpor babi dari 20 lokasi, termasuk peternakan babi di Sarawak, Malaysia Timur dan impor babi beku di Australia, Brazil dan negara lainnya.
Singapura memberlakukan persyaratan yang ketat untuk impor babi, menyesuaikannya dengan standar kesehatan dari World Organisation for Animal Health.
Meski ASF tidak berbahaya bagi manusia, tapi dampaknya lebih ke tingkat keamanan dan ekologi, dimana efeknya sangat besar terhadap peternakan babi.