Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan torehan lifting minyak dan gas (migas) pada triwulan pertama 2023 yang lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, torehan lifting selama tiga bulan pertama 2023 itu masih di bawah target yang ditetapkan dalam rencana kerja tahun ini.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdung Manaf mengatakan secara keseluruhan torehan lifting migas pada triwulan pertama 2023 lebih tinggi dari capaian pada periode yang sama tahun lalu.
Capaian itu diperoleh lantaran kegiatan pengeboran intensif yang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada awal tahun ini.
“Lifting minyak dari target 660 MBOPD pencapaian kita 613,7 MBOPD. Realisasi belum tercapai baru 92,8 persen, tapi dibandingkan tahun lalu lebih baik di kuartal yang sama saat itu 611,7 MBOPD,” kata Nanang saat konferensi pers di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Sementara itu, SKK Migas mencatat, realisasi salur gas hingga triwulan pertama 2023 berada di angka 5.399 MMSCFD atau 87,6 persen dari target tahun ini yang dipatok sebesar 6.160 MMSCFD.
Baca Juga
Torehan itu lebih tinggi 101,5 persen dari capaian pada periode yang sama tahun lalu yang berada di angka 5.321 MMSCFD.
“Pencapaiannya triwulan pertama ini baru 87,6 persen, tapi apabila dibandingkan dengan tahun lalu lebih baik, 1,5 persen di atas pencapaian tahun lalu,” tuturnya.
Sementara itu, realisasi investasi sepanjang triwulan pertama 2023 sudah mencapai US$2,63 miliar atau setara dengan Rp38,85 triliun (asumsi kurs Rp14.773 per US$). Realisasi investasi itu sudah mencapai 16,9 persen dari target tahun ini yang dipatok sebesar US$15,54 miliar setara dengan Rp229,57 triliun.
Adapun penerimaan negara dari kegaitan hulu migas hingga triwulan pertama 2023 sudah mencapai US$3,57 miliar setara dengan Rp52,73 triliun atau 22,5 persen persen dari target tahun ini yang dipatok mencapai US$15,88 miliar setara dengan Rp234,59 triliun.