Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur Bank Sentral China Kecam Upaya Pemisahan Rantai Pasok dari Negaranya

Gubernur bank sentral China Yi Gang mengecam upaya negara-negara Barat dan sekutu-sekutunya untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap China
Gubernur Peoples Bank of China, Yi Gang./Bloomberg
Gubernur Peoples Bank of China, Yi Gang./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur bank sentral China Yi Gang mengecam upaya negara-negara Barat dan sekutu-sekutunya untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap China dalam hal kerja sama perdagangan.

Yi Gang mengatakan mencari dukungan negara lain tidak dapat mencegah meredanya ketegangan rantai pasokan global.

"Ekonomi global menghadapi tekanan penurunan yang semakin meningkat," kata Yi Gang kepada komite penasihat Dana Moneter Internasional (IMF), sebagaimana dilansir dari Reuters pada Minggu (16/4/2023).

Mengurangi ketergantungan yang mendalam dengan rantai pasokan dari China telah menjadi prioritas utama negara-negara Barat karena ancaman Beijing terhadap Taiwan meningkatkan risiko geopolitik di Asia.

Gangguan perdagangan di tahun-tahun pandemi juga telah menambah urgensi pada keinginan untuk membatasi ketergantungan mereka pada China.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen baru-baru ini mendorong diversifikasi rantai pasokan dari China ke negara-negara demokrasi yang berorientasi pasar seperti India.

Para menteri keuangan negara-negara G7 berjanji untuk mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah untuk memainkan peran yang lebih besar dalam rantai pasokan. Langkah ini akan memungkinkan negara-negara maju untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China untuk barang-barang strategis.

Fragmentasi perdagangan global telah mengundang peringatan dari lembaga-lembaga internasional termasuk IMF.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva telah memperingatkan pemerintah akan bahaya perang dingin baru saat mereka meningkatkan upaya untuk mengamankan rantai pasokan industri mereka di tengah ketegangan geopolitik di antara negara-negara besar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper