Bisnis.com, JAKARTA – Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kinerja penjualan eceran yang membaik pada Februari 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
BI mencatat, indeks penjualan riil (IPR) pada Februari 2023 sebesar 201,2, meningkat 0,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,6 persen yoy.
“Peningkatan/perbaikan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama subkelompok sandang serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (12/4/2023).
Kedua kelompok tersebut masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,6 persen yoy dan 3,5 persen yoy dari periode Januari 2023 yang tumbuh sebesar 7,2 persen yoy dan 1,5 persen yoy.
Sementara itu, BI mencatat beberapa kelompok barang masih dalam fase kontraksi, diantaranya kelompok suku cadang dan aksesori sebesar -1,5 persen yoy, perlengkapan rumah tangga lainnya -6,8 persen yoy, dan bahan bakar kendaraan bermotor -9,8 persen yoy.
Secara bulanan, Erwin mengatakan bahwa penjualan eceran pada Februari 2023 menunjukkan perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi sebesar -3,4 persen (month-to-month/mtm).
Baca Juga
Perbaikan terutama terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau masing-masing dari -21,1 persen mtm dan -2,7 persen mtm menjadi sebesar -18,6 persen dan -2,5 persen mtm.
Di sisi lain, subkelompok sandang, dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya meningkat masing-masing sebesar 3,6 persen mtm dan 0,2 persen mtm, seiring dengan permintaan yang masih terjaga.
Secara spasial, penjualan eceran secara tahunan tercatat meningkat di Jakarta sebesar 10,7 persen yoy dan di Surabaya 6,5 persen yoy.
Secara bulanan, beberapa kota mengalami perbaikan kinerja penjualan, meski masih terkontraksi, yaitu di Manado sebesar -14,0 persen dan Bandung -4,9 persen mtm.
Sementara itu, Jakarta dan Surabaya tumbuh masing-masing sebesar 1,2 persen mtm dan 0,7 persen mtm, berbalik dari bulan sebelumnya sebesar -1,0 persen mtm dan -1,4 persen mtm.