Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memastikan kondisi daging kerbau impor dari India bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) karena sudah melalui pemeriksaan secara ketat dari Badan Karantina Kementerian Pertanian.
Saat ini, daging impor tersebut tiba di Indonesia sebanyak 18.000 ton untuk kebutuhan konsumsi Ramadan dan Lebaran.
Adapun, PMK terindentifikasi di Indonesia pada awal 2022 yang mejangkiti puluhan ribu hewan berkaki belah seperti sapi, kerbau, kambing, hingga babi.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan Bulog sendiri ditugaskan pemerintah mengimpor sebanyak 100.000 ton hingga akhir tahun.
“Dagingnya bagus. Nanti akan kita cek sendiri, kita akan random. Teman-teman lihat ada kemasannya, nanti habis ini kita akan ambil random, kita cek. Nanti kelihatan yang sebenarnya seperti apa. Walaupun dari badan karantina sudah cek secara prosedur,” ujar Budi yang akrab disapa Buwas itu di New Priok Container Terminal One (NPCT1) - Tanjung Priok pada Rabu (12/4/2023).
Buwas mengatakan, daging kerbau impor rencananya akan datang sebanyak 20.000 ton, tetapi dikarenakan ada kendala sehingga baru tiba sebanyak 18.000 ton. Menurutnya, target impor sebanyak 100.000 ton sepanjang 2023 akan dilakukan secara bertahap.
Baca Juga
“Kan ini untuk Lebaran kita maunya 20.000 datang tapi keterbatasan di sana [negara asal] kita baru di-drop 18.000, tapi saya kira sudah cukup untuk kebutuhan Lebaran,” ucap dia.
Daging kerbau impor itu, menurut Buwas, akan didistribusikan ke pasar-pasar, baik ritel modern maupun tradisional. Menurutnya, daging tersebut ada yang langsung disalurkan ke ritel, dan ada juga lewat distributor yang memenuhi syarat-syarat dari Bulog.
“Sementara ini distributornya yang memenuhi syarat baru 11, oke. Yang minta sih lebih dari 100, tapi yang memenuhi syarat baru 11. Kita juga nanti diskusikan ini di Bulog seluruh Indonesia. Jadi kebagian semua,” ungkap Buwas.
Eks Kabareksrim Polri itu menjamin daging impor tersebut tidak akan masuk untuk kebutuhan industri dan dijual Rp85.000 per kg dan maksimal Rp90.000 per kg. Hal ini lantaran daging tersebut sudah dikemas dalam ukuran 1 kilogram,
“Karena kan sudah bentuknya kiloan, jadi tidak akan lari ke industri,” ucapnya.