Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Bawa Kabar Baik dari China untuk Proyek Gasifikasi Batu Bara RI

Menko Marves Luhut B Pandjaitan menyebut sejumlah investor China berminat menggarap proyek gasifikasi batu bara di Indonesia menggantikan Air Products
Menko Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada Minggu (13/11/2022). Bisnis-Khadijah Shahnaz.
Menko Luhut Binsar Pandjaitan di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada Minggu (13/11/2022). Bisnis-Khadijah Shahnaz.

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah investor China disebut tertarik untuk menggantikan posisi perusahaan pengolahan gas dan kimia asal Amerika Serikat, Air Products & Chemical Inc (APCI) yang belakangan memilih mundur dari beberapa proyek gasifikasi batu bara di Indonesia. 

Lewat lawatannya ke China pada 4-6 April 2023 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, sejumlah perusahaan China telah menunjukkan minat mereka untuk berinvestasi pada sisi penghiliran batu bara tersebut. Hanya saja, kata Luhut, dirinya bakal memastikan kembali minat mereka bulan depan. 

“Kalau perusahaan China menawarkan diri sudah sih kemarin, kita akan coba lihat bulan Mei ini,” kata Luhut saat konferensi pers di Jakarta, Senin (10/4/2023). 

Luhut mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mencari mitra baru untuk sejumlah perusahaan batu bara dalam negeri yang ingin melakukan penghiliran beberapa waktu ke depan selepas hengkangnya mitra utama APCI. 

Dia berharap kemitraan baru dengan sejumlah perusahaan asal China itu dapat mempercepat pengerjaan salah satu proyek strategis substitusi impor liquefied petroleum gas (LPG) tersebut nantinya. 

“Saya kira masih ada tahapan yang kita lebih giatkan lagi, Air Products itu kan teknologi dari China juga ya,” kata dia. 

Sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan Air Products & Chemical Inc hengkang dari dua proyek gasifikasi batu bara dalam negeri yang dikembangkan masing-masing oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan mundurnya Air Products disebabkan paket insentif dan subsidi energi baru terbarukan (EBT) yang ditawarkan pemerintah dianggap kurang menarik.

“Air Product merasa di Amerika Serikat lebih menarik bisnisnya jadi dia ke sana, dengan adanya subsidi untuk EBT jadi ada proyek yang lebih menarik untuk hidrogen, Amerika lagi mendorong pemakaian itu,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Menurut Arifin, Undang-Undang Penurunan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA) yang disahkan pemerintah Amerika Serikat pertengahan tahun lalu menjadi magnet investasi baru untuk sejumlah perusahaan global untuk berinvestasi di sektor EBT saat ini.

Adapun, Air Products sempat menyatakan kesiapan investasi sebesar US$2,1 miliar atau setara dengan Rp30 triliun untuk pengembangan gasifikasi batu bara menjadi DME bersama dengan PTBA di Muara Enim, Sumatra Selatan. 

Proyek itu ditarget commercial operation date (COD) pada kuartal keempat 2027 lewat kepemilikan saham mayoritas APCI sebesar 60 persen dan PTBA dan PT Pertamina (Persero) masing-masing 20 persen. 

Sementara itu, masa kontrak APCI ditenggat selama 20 tahun dengan skema opsi BOT pada akhir kerja sama. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.

Di sisi lain, APCI turut menjalin kerja sama dengan KPC lewat usaha patungan PT Air Products East Kalimantan (PT APEK).

PT APEK yang bergerak dalam bidang usaha industri gasifikasi batu bara menjadi metanol, memiliki rencana investasi sebesar Rp33 triliun dan target kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton metanol per tahun. Proyek hilirisasi ini awalnya ditargetkan rampung pada 2025 mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper