Bisnis.com, JAKARTA - Produsen perangkat streaming Roku Inc melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 karyawan atau sekitar 6 persen dari total karyawan.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (30/3/2023), keputusan PHK ini dilakukan dalam upaya mengurangi pengeluaran perusahaan. Selain PHK, ROkUjuga memutuskan menyewakan kembali fasilitas-fasilitas kantor yang saat ini tidak ditempatinya.
Langkah PHK ini merupakan langkah kedua yang dilakukan Roku. Pada November 2022, Roku juga memangkas 200 tenaga kerja di Amerika Serikat (AS).
Keputusan PHK ini sejalan dengan sejumlah perusahaan di AS, yang dipimpin oleh perusahaan teknologi seperti Meta Platforms dan Amazon.com Inc, yang bersiap-siap untuk menghadapi potensi perlambatan ekonomi di tengah tren kenaikan suku bunga di seluruh dunia.
Menurut data dari Challenger, Gray & Christmas Inc, pemutusan hubungan kerja di sektor teknologi AS mencapai 63.000 dalam dua bulan pertama 2023.
Roku, yang memiliki sekitar 3.600 karyawan penuh waktu pada 31 Desember 2022, memperkirakan akan menanggung biaya antara US$30 juta dan US$35 juta terkait restrukturisasi.
Baca Juga
Pihak perusahaan mengatakan mayoritas biaya restrukturisasi akan dikeluarkan pada kuartal pertama tahun fiskal 2023, sedangkan proses PHK akan selesai pada akhir kuartal kedua.
Pada awal Maret, Roku mengatakan bahwa mereka memiliki sekitar US$487 juta atau 26 persen dari kas dan setara kas dalam bentuk deposito di SVB Financial Group yang telah ditutup oleh regulator perbankan AS.