Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Besar di Prancis Terlibat Skandal Pajak Dividen

Prancis mengungkap skandal penipuan pajak dividen yang melibatkan sejumlah bank besar di negara tersebut.
Societe General masuk dalam daftar penyelidikan penipuan pajak dividen di Prancis. /Bloomberg
Societe General masuk dalam daftar penyelidikan penipuan pajak dividen di Prancis. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank di Prancis menghadapi denda total US$1,1 miliar karena menjadi bagian dari upaya penipuan pajak dan pencucian uang terkait pembayaran dividen. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (30/3/2023), BNP Paribas, Societe Generale SA (Socgen), hingga HSBC Holdings Plc termasuk dalam bank yang diinvestigasi oleh kantor kejaksaan di Paris. 

Upaya menghindari pajak dividen itu dikenal dengan cum-cum. Skema ini banyak digunakan untuk menghindari pajak di negara yang menetapkan perbedaan aturan pajak dividen antara investor lokal dan asing. 

Skema cum-cum dilakukan dengan cara pemegang saham mentransfer saham dalam waktu singkat kepada investor yang berbasis di luar negeri. Investor asing itu dibebaskan dari pajak ketika dividen dibayarkan. 

Kemudian investor asing menjual kembali saham kepada pemilik aslinya. Keuntungan dari pajak yang tidak dibayarkan dibagi di antara kedua pihak. 

BNP, HSBC, dan Natixis tidak memberikan komentar terkait hal tersebut. Sementara itu juru bicara dari Socgen membenarkan bahwa perusahaan masuk dalam daftar penyelidikan. 

Kasus penipuan pajak itu memberikan sentimen negatif kepada industri perbankan di Amerika Serikat dan Eropa. Terlebih hal ini menguap di tengah upaya penyelamatan Credit Suizze dan bangkrutnya Silicon Valley Bank.

Alhasil harga saham Socgen sempat merosot 2,4 persen di bursa Paris. Saham BNP dan HSBC melorot, masing-masing, 0,5 persen dan 0,2 persen di bursa London. 

Adapun investigasi penipuan pajak dividen telah dilakukan selama berbulan-bulan di Prancis dengan melibatkan 16 hakim lokal, lebih dari 150 penyelidik, dan 6 jaksa dari Jerman. 

Keterlibatan 6 jaksa dari Jerman karena negara tersebut telah menginvestigasi kejahatan menghindari pajak dividen selama hampir satu dekade. Skema serupa cum-cum, yakni cum-ex, memungkinkan penjualan singkat dan pemegang saham sebenarnya dapat mengklaim seluruh kredit pajak atas dividen. 

Seorang trader dalam uji coba cum-ex Jerman pada 2019 mengatakan kepada pengadilan bahwa cum-ex lima hingga enam kali lebih menguntungkan dibandingkan cum-cum. Akan tetapi, cum-cum lebih banyak digunakan, terutama dalam perdagangan antara bank, karena memiliki risiko hukum lebih rendah. 

Di Jerman, skema cum-ex telah menyeret ribuan tersangka di sektor keuangan dan melibatkan hampir setiap bank internasional bank besar di negara tersebut. Buntut dari kasus ini merembet hingga ke Inggris dan Denmark. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper