Bisnis.com, LUWU TIMUR - Lokasi tambang dan smelter pengolahan nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) di Luwu Timur memanfaatkan energi baru terbarukan yakni pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Pabrik PT Vale Indonesia, Iqbal Al Farobi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke lokasi tambang Solia Hill dan lokasi pengolahan nikel pada Kamis (30/3/2023).
"Semua energinya disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air [PLTA] kita, Pak, sehingga pabrik smelter kita energinya, energi yang bersih, 100 persen dari PLTA,” katanya melalui keterangan resmi Setpres, Kamis (30/3/2023).
Tak sampai di sana, Vale juga juga mengedepankan prinsip environment, social, corporate governance (ESG). Dengan demikian, perseroan sangat concern terhadap isu lingkungan seperti rehabilitasi kawasan tambang melalui reboisasi dan reklamasi.
Salah satu buktinya adalah keberadaan Taman Kehati Sawerigading Mallacea. Taman tersebut berisikan sejumlah fasilitas di antaranya pusat persemaian seluas 2,5 hektare (Ha); Arboretum (5 Ha); Penangkaran Rusa (2 Ha); hingga Mining Park.
Pusat persemaian di kawasan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman pada kegiatan reklamasi di areal bekas tambang.
Baca Juga
Pada 2007, Vale telah membangun fasilitas pembibitan pohon dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 700.000 bibit.
Melihat komitmen Vale dalam menjaga kelestarian alam, Jokowi menegaskan bahwa seluruh perusahaan tambang yang ada di Tanah Air harus melakukan hal yang sama terhadap lahan yang telah digunakan untuk pertambangan.
Menurutnya, proses rehabilitasi dan reklamasi pascatambang tersebut juga harus dilakukan dengan baik sesuai dengan standard internasional yang berlaku.
"Saya akan perintahkan perusahaan [pengolahan nikel] lainnya untuk mencontoh Vale," ujarnya.
Presiden menyebut bahwa pemerintah akan segera mengeluarkan kebijakan agar perusahaan tambang melakukan rehabilitasi dan reklamasi pascatambang.
"Akan saya paksa untuk mau dengan peraturan. Dan tidak mahal," ucap Presiden.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan evaluasi terhadap area pertambangan yang sudah rusak. Menurut Presiden, manajemen pengawasan lapangan di Indonesia masih kurang baik, sehingga harus terus diperkuat.
"Kelemahan kita adalah di management control lapangan. Ini yang mau kita perkuat itu, sehingga semua harus. Bukan hal yang sulit setelah saya melihat di lapangan," pungkasnya.