Bisnis.com, LUWU TIMUR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan penandatanganan perjanjian final penyertaan modal investasi antara PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), Ford Motor Company, dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd dengan total nilai mecapai Rp67,5 triliun, di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023).
Menurutnya, perjanjian penyertaan modal investasi pengolahan nikel ini sangat unik karena mewakili perusahaan dari empat negara.
"Saya menyambut baik perjanjian yang ditandatangani oleh [perwakilan] empat negara [yaitu] Indonesia, Brazil, China, dan Amerika Serikat," ujarnya di Taman Kehati Sawerigading Wallacea, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kepala Negara berharap, kerja sama ini akan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten dan memberi efek perekonomian yang positif bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan alasan banyak investor asing tertarik untuk membenamkan modal di industri pengolahan nikel Indonesia.
"Kenapa mereka tertarik? Cadangan nikel Indonesia nomor satu di dunia. Sebanyak 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy mengatakan bahwa perjanjian penyertaan modal ini unik karena melibatkan perusahaan global AS masuk ke upstream. Selain itu, ini juga investasi pertama Ford Motor Company di Indonesia.
"Kami juga berbahagia, Huayou membawa rekam jejak mereka yang berhasil mengoperasikan dan membangun pabrik HPAL bersama PT Vale," ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa seluruh pihak sepakat untuk mengedepankan prinsip environment, social, and good governance (ESG) sebagai standard yang harus dipenuhi dan menjadi garda terdepan.
Dukung Ekosistem EV di Indonesia
Kerja sama penyertaan modal ini merupakan kelanjutan dari groundreaking Blok Pomalaa PT Vale Indonesia pada November lalu.
Blok ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan investasi hingga Rp67,5 triliun dan diperkirakan akan mempekerjakan sekitar 12.000 pekerjaan konstruksi.
Chen Xuehua, Chairman Huayou mengatakan bahwa perusahaannya berbasis teknologi dalam memproduksi bahan baterai energi baru ramah lingkungan, rendah karbon, dan berstandard ESG tinggi.
"Kerja sama strategis ini merupakan salah satu proyek unggulan di bawah sinergi BRI-GMF, juga menghubungkan sumber daya nikel dan kobalt Indonesia dengan pembuat EV [kendaraan listrik] melalui kapabilitas canggih Huayou dan teknologi HPAL," ujarnya
Dia meyakini dengan model bisnis rantai nilai EV yang hebat, akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan ekologi industri EV global dan secara khusus di Indonesia.
Selain itu, upaya bersama ketiga pihak bertujuan untuk menciptakan pengaruh yang sangat positif terhadap perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia.
Senada, Lisa Drake, Vice President industrialisasi Ford Model e EV mengatakan bahwa kerja sama berbasis ESG ini akan berdampak positif pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang semakin ramah lingkungan.
"Dengan cara ini menempatkan Ford pada posisi memudahkan EV diakses oleh jutaan orang dan dengan cara yang tetap melindungi manusia dan planet dengan lebih baik," ujarnya.