Bisnis.com, GRESIK - PT Freeport Indonesia akan mulai mengolah lumpur anoda usai fasilitas precious metal refinery (PMR) miliknya beroperasi pada 2025.
Fasilitas pemurnian lumpur anoda tersebut terintegrasi dengan smelter konsentrat tembaga Freeport yang tengah dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
"Kapasitas PMR 6.000 ton per tahun dan akan memproses lumpur anoda dari [smelter] PT Smelting dan yang di JIIPE," ujar Manager Technical Affairs & Smelter Project Support Erika Silva saat kunjungan ke Smelter Manyar di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023).
Lumpur anoda adalah produk sampingan yang dihasilkan oleh smelter konsentrat tembaga Freeport.
Selama ini, kata Erika, lumpur anoda dari smelter pertama Freeport yang dikelola PT Smelting diekspor ke Jepang lantaran belum ada fasilitas permuniannya di Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa lumpur anoda merupakan konsentrat dengan kandungan emas yang cukup tinggi. Bila dilakukan pemurnian, lumpur anoda dapat menghasilkan sejumlah produk, antara lain emas, perak, platinum, dan lainnya.
Baca Juga
"Selama ini lumpur anoda diekspor, tapi 2025 akan diproses di sini, akan dimurnikan menjadi emas batangan," tutur Erika.
Dia memaparkan, dengan kapasitas lumpur anoda 6.000 ton per tahun, PMR Freeport akan mampu menghasilkan 52 ton emas dan 210 ton perak per tahun.
Dihasilkan pula platinum 0,03 ton, paladium 0,375 ton, selenium 285 ton, bismut 220 ton, dan timbal 2.200 ton per tahun.
Adapun, untuk produksi emas, Freeport tengah menjajaki pembeli potensial dari dalam negeri.