Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

IMF: Risiko Stabilitas Keuangan Meningkat

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan 2023 akan penuh tantangan seiring dengan tekanan dari perang Rusia dan Ukraina hingga pengetatan moneter.
Annasa Rizki Kamalina & Asahi Asry Larasati
Annasa Rizki Kamalina & Asahi Asry Larasati - Bisnis.com 26 Maret 2023  |  15:42 WIB
IMF: Risiko Stabilitas Keuangan Meningkat
Pelanggan mengantre di luar cabang Silicon Valley Bank di Wellesley, Massachusetts, AS, 13 Maret 2023. - Reuters/Brian Snyder

Bisnis.com, JAKARTA — Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyebutkan akan merilis perkiraan baru terkait pertumbuhan ekonomi global pada bulan depan karena risiko stabilitas keuangan saat ini telah meningkat.

Melansir dari Reuters, Minggu (26/3/2023), Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan telah meminta pihak-pihak terkait untuk lebih waspada, meskipun negara-negara maju telah menenangkan tekanan pasar setelah runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).

Sebelumnya Kristalina telah menyebutkan bahwa 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan, dengan pertumbuhan global melambat hingga di bawah 3 persen karena tekanan akibat pandemi, perang di Ukraina, dan pengetatan moneter.

Dalam China Development Forum, dirinya mengatakan bahkan dengan prospek yang lebih baik untuk 2024, pertumbuhan global akan tetap jauh di bawah rata-rata historisnya sebesar 3,8 persen dan prospek secara keseluruhan tetap lemah.

Georgieva mengatakan para pembuat kebijakan di negara-negara maju telah menanggapi dengan tegas risiko stabilitas keuangan setelah bank ambruk, tetapi meskipun demikian kewaspadaan tetap diperlukan.

“Jadi, kami terus memantau perkembangan dengan cermat dan menilai implikasi potensial terhadap prospek ekonomi global dan stabilitas keuangan global,” katanya.

Pihaknya juga terus memerhatikan negara-negara yang paling rentan, terutama negara-negara berpenghasilan rendah dengan tingkat utang yang tinggi. 

Dia juga mengingatkan bahwa fragmentasi geo-ekonomi dapat memecah dunia menjadi blok rival ekonomi, yang mengakibatkan berpotensi membuat setiap orang menjadi lebih miskin dan kurang aman.

Georgieva mengatakan pemulihan ekonomi China yang kuat, dengan proyeksi pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen pada 2023, menawarkan beberapa harapan bagi ekonomi dunia, dengan China diperkirakan akan menyumbang sekitar sepertiga dari pertumbuhan global pada 2023.

IMF memperkirakan bahwa setiap peningkatan 1 poin persentase dalam pertumbuhan PDB di China menghasilkan kenaikan 0,3 poin persentase dalam pertumbuhan ekonomi Asia lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

imf ekonomi global Silicon Valley Bank (SVB)
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top