Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan peringkat kredit First Republic Bank ke kategori sampah pada Jumat (17/3/2023) menyusul prospek laba bank yang suram.
Penurunan peringkat ini dilakukan setelah First Republic mendapat dana bantuan penyelamatan senilai US$30 miliar atau Rp461 triliun oleh The Fed dan sejumlah bank-bank besar Amerika Serikat, termasuk JP Morgan.
Moody’s memangkas rating kredit First Republic menjadi B2 dari Baa1. Sebelum rencana penyelamatan diungkapkan, S&P pada hari Rabu menurunkan peringkatnya menjadi BB+ dari A-, sementara Fitch memangkas peringkatnya menjadi BB dari A- pada hari yang sama.
Penurunan peringkat oleh Moody's ini mengikuti tindakan serupa yang dilakukan oleh S&P Global Ratings dan Fitch Ratings. Lembaga-lembaga pemeringkat tersebut mengatakan bahwa mereka mempertahankan tinjauan untuk penurunan peringkat.
“Langkah ini mencerminkan memburuknya profil keuangan bank dan tantangan-tantangan signifikan yang dihadapi First Republic Bank dalam jangka menengah," kata Moody's dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (18/3/2023).
Moody’s melanjutkan, tingginya biaya paket penyelamatan senilai US$30 miliar, ditambah dengan tingginya proporsi aset dengan suku bunga tetap di bank tersebut, kemungkinan akan memiliki dampak negatif yang besar terhadap profitabilitas inti First Republic dalam beberapa kuartal mendatang.
Baca Juga
Harga saham First Republic Bank anjlok 33 persen pada perdagangan Jumat. Hal ini menjadi indikasi bahwa para investor masih khawatir terhadap prospek bank ini.
Sebelumnya, bank-bank besar memimpin upaya untuk menopang dukungan bagi First Republic, yang sahamnya anjlok 70 persen dalam sembilan sesi perdagangan terakhir.
Beberapa nama perbankan terbesar di AS yang membantu skema penyelamatan First Bank Republic, termasuk JPMorgan, Citigroup Inc, Bank of America, Wells Fargo, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley.
Kesepakatan itu disusun oleh otoritas, termasuk Menteri Keuangan AS Janet Yellen, Ketua Federal Reserve Jerome Powell, dan CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon, yang membahas paket tersebut pada hari Selasa, menurut sebuah sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Regulator AS mengatakan bahwa dukungan tersebut sangat disambut baik oleh pasar serta menunjukkan ketahanan sistem perbankan.
Putaran pembiayaan pada akhir pekan lalu yang digalang melalui JPMorgan telah memberikan First Republic akses ke dana sebesar US$70 miliar atau sekitar Rp1.000 triliun.
Namun, hal tersebut gagal menenangkan para investor karena kekhawatiran akan adanya penularan yang semakin dalam dengan runtuhnya Signature Bank yang diikuti oleh SVB. Sementara itu, para deposan mulai memindahkan uang tunai ke pemberi pinjaman yang lebih besar.