Bisnis.com, JAKARTA – Inggris menyatakan bahwa China bisa menciptakan tantangan besar dan berdampak pada kondisi dunia sekaligus terhadap kebijakan luar negeri di negaranya.
Pemerintah Inggris juga menilai bahwa kondisi keamanan Inggris sangat bergantung dengan hasil dari perang Rusia vs Ukraina yang belum berakhir, meskipun sudah terjadi selama setahun. Perang menimbulkan kerugian dan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Dilansir dari Reuters (14/3/2023), Inggris mengungkapkan bahwa kemitraan antara China dan Rusia semakin solid. Selain itu, kerja sama Moskow dan Iran juga semakin berkembang setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Adapun The Integrated Review (IR) atau Tinjauan terintegrasi sudah diperbarui guna memperhitungkan peristiwa melalui penetapan bahasa sekaligus posisi pada China dan Moskow.
Namun, keputusan untuk tetap membuat China sebagai ancaman kemungkinan akan mengecewakan banyak pihak di Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Rishi Sunak.
"Hal yang tidak dapat diramalkan sepenuhnya adalah laju perubahan geopolitik dan sejauh mana dampaknya terhadap Inggris dan rakyat kita," tulis Sunak dalam kata pengantar IR.
Baca Juga
Sunak juga menjelaskan sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina, persenjataan pasokan energi dan makanan serta aksi retorika nuklir yang tidak bertanggung jawab, dikombinasikan dengan sikap China yang lebih agresif di Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan, telah mengancam untuk menciptakan dunia yang penuh dengan bahaya, kekacauan, dan perpecahan.
Dia mengungkapkan bahwa Inggris akan meningkatkan perlindungan keamanan terhadap negaranya. Inggris mengatakan bahwa hingga saat ini, Rusia masih menjadi ancaman paling akut.
"Apa yang telah berubah adalah keamanan kolektif negara sekarang secara intrinsik terkait dengan hasil konflik di Ukraina,"
Pada tahun ini, Inggris dan beberapa negara barat yang lain telah meningkatkan perjanjian terkait bantuan militer pada Ukraina tahun ini yang meliputi tank, kendaraan lapis baja, dan senjata jarak jauh.
Di lain sisi, negara-negara tersebut pun menyatakan keprihatinan atas dukungan yang mungkin akan ditawarkan oleh China dan Iran pada Rusia.