Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan program peremajaan sawit rakyat (PSR) masih jauh dari target 2024, yaitu sebanyak 540.000 hektar (ha).
Padahal, program yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun sawit baik plasma maupun swadaya telah mendapat dukungan dan menjadi komitmen pemerintah sejak 2015.
“Tetapi hingga 2022, luas penanaman program PSR baru mencapai 200.000 hektar dari target 540.000 hektar pada 2024,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/3/2023).
Dalam rangka mempercepat pencapaian target PSR, pemerintah membuka akses peremajaan sawit melalui skema kemitraan, yakni suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan antara pekebun dan perusahaan mitra disertai dengan pembinaan dan pengembangan yang bersifat saling memperkuat.
Selain itu, untuk mencapai target tersebut, terdapat beberapa syarat utama yang harus dipenuhi, diantaranya yakni benih yang digunakan untuk peremajaan kebun kelapa sawit rakyat harus tersertifikasi, peremajaan bersifat klaster untuk pekebun yang sudah berada dalam kelembagaan.
Syarat lainnya yaitu harus ada komitmen off-taker baik dari perusahaan swasta maupun BUMN untuk membina pekebun sawit dan turut serta memastikan keberhasilan program peremajaan, dan memenuhi ketentuan pengelolaan kebun berkelanjutan sesuai prinsip dan kriteria ISPO sehingga sekaligus kebun-kebun rakyat bisa mendapat sertifikat ISPO.
Baca Juga
“Dengan syarat tersebut, tentu kami mendorong bahwa ketersediaan bibit harus bisa disiapkan secara baik dan juga kerja sama off-taker tentu harus didorong agar pembina pekebun dapat mendorong program replanting ini termasuk membuat program ini bankable,” kata Airlangga.
Adapun, pelaksanaan program PSR dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practice (GAP), akan meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa harus melakukan pembukaan lahan baru, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pekebun rakyat secara optimal.
Bila membandingkan dengan komoditas kebun lainnya seperti karet dan kakao, kelapa sawit dapat menyerap secara langusng 16 juta tenaga kerja.
Airlangga juga menekankan bahwa perusahaan kelapa sawit mampu meningkatkan nilai tambah produk dan berkontribusi besar pada penerimaan devisa nonmigas pada 2022 sebesar 12,76 persen.