Rencana Ekspansi Smelter HPAL
Untuk pengembangan selanjutnya, PT Trimegah Bangun Persada (TBP) tengah membangun smelter HPAL kedua melalui Halmahera Persada Lygend.
Ekspansi pabrik HPAL tersebut bakal menambah kapasitas produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) hingga 60.000 ton.
Dengan demikian, total kapasitas produksi dari dua pabrikan milik TBP bersama dengan Halmahera Persada Lygend itu dapat mencapai 120.000 ton.
Adapun, kapasitas input bijih nikel kadar rendah atau limonit dari sisi hulu dapat mencapai sekitar 12 juta ton dengan asumsi kapasitas serap dua pabrikan tersebut.
Proyek pengembangan pabrik HPAL kedua itu diharapkan mulai beroperasi secara komersial pada kuartal II/2024. Rencananya, pabrik itu bakal memiliki tiga lini produksi MHP untuk kemudian menghasilkan produk bahan baku baterai listrik seperti nikel sulfat dan kobalt sulfat.
President Director PT TBP Roy Arman Arfandy mengatakan, dana pembangunan smelter HPAL kedua itu akan ditopang oleh mitra dan juga dana dari hasil IPO.
Baca Juga
“Nilai investasi pabrik ini patungan dengan mitra dari China, mitra menyetor dana juga sisanya akan kita cari dari hasil IPO untuk menyelesaikan ini dan pinjaman bank,” tutur Roy.
Adapun, kapasitas produksi optimal dari satu pabrik HPAL milik TBP bersama dengan Halmahera Persada Lygend, produksi MHP ditargetkan dapat menyentuh di level 96.000 ton per tahun. Lewat produk antara itu kemudian bakal diperoleh 160.000 ton nikel sulfat dan 20.000 ton kobalt sulfat setiap tahunnya.
Hanya saja hingga kuartal I/2023, realisasi produksi produk antara MHP baru mencapai sekitar 60.000 ton. PT TBP berharap dapat meningkatkan realisasi produksi mereka hingga akhir tahun ini seiring dengan komitmen perseroan untuk makin ekspansif di sisi penghiliran nikel kadar rendah tersebut.