Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebut Smelter Nikel HPAL, Anak Usaha Harita Berencana IPO

Anak usaha Harita Nickel, PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) berencana IPO dalam waktu dekat.
Pabrik bahan baku baterai mobil listrik yang dibangun oleh Harita Nickel di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan sudah memasuki tahap konstruksi akhir. Istimewa/Harita Nickel
Pabrik bahan baku baterai mobil listrik yang dibangun oleh Harita Nickel di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan sudah memasuki tahap konstruksi akhir. Istimewa/Harita Nickel

Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Harita Nickel, PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat.

Rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) itu dilakukan seiring dengan upaya penyelesaian pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) kedua di Kawasan Industri Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. 

President Director PT TBP, Roy Arman Arfandy, mengatakan penggalangan dana publik itu diharapkan dapat menambal kebutuhan investasi yang diperlukan perseroan bersama mitra strategis lainnya untuk melakukan ekspansi pabrik HPAL tahun ini.

“Saat ini pabrik HPAL kedua sedang tahap konstruksi makanya kami melakukan IPO karena butuh dana untuk menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal,” kata Roy dalam diskusi Energy & Mining Editor Society, Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Nantinya penggalangan dana publik itu diharapkan dapat menutupi sebagian investasi sembari tetap menggunakan pembiayaan mitra dan perbankan.

Adapun, ekspansi pabrik HPAL yang kedua milik TBP bekerja sama dengan Halmahera Persada Lygend (HPAL) sebagai pemegang 45,1 persen kepemilikan bakal menambah kapasitas produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) hingga 60.000 ton.

Dengan demikian total kapasitas produksi dari dua pabrikan milik TBP bersama dengan HPAL itu dapat mencapai 120.000 ton. Adapun, kapasitas input bijih nikel kadar rendah atau limonit dari sisi hulu dapat mencapai sekitar 12 juta ton dengan asumsi kapasitas serap dua pabrikan tersebut.

“Nilai investasi pabrik ini patungan dengan mitra dari China, mitra menyetor dana juga sisanya akan kita cari dari hasil IPO untuk menyelesaikan ini dan pinjaman bank,” tuturnya.

Proyek pengembangan pabrik HPAL kedua itu diharapkan mulai beroperasi secara komersial pada kuartal II/2024. Rencanannya, pabrik itu bakal memiliki tiga lini produksi MHP untuk kemudian menghasilkan produk bahan baku baterai listrik seperti nikel sulfat dan kobalt sulfat.

Seperti diketahui, kapasitas produksi optimal dari satu pabrik HPAL milik TBP bersama dengan rekanannya, Halmahera Persada Lygend, produksi MHP ditargetkan dapat menyentuh di level 96.000 ton per tahun. Lewat produk antara itu kemudian bakal diperoleh 160.000 ton nikel sulfat dan 20.000 ton kobalt sulfat setiap tahunnya.

Hanya saja hingga kuartal I/2023, realisasi produksi produk antara MHP baru mencapai sekitar 60.000 ton. PT TBP berharap dapat meningkatkan realisasi produksi mereka hingga akhir tahun ini seiring dengan komitmen perseroan untuk makin ekspansif di sisi penghiliran nikel kadar rendah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper