Bisnis.com, JAKARTA — Upaya pengurangan kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja maupun manajemen perusahaan berpotensi meningkatkan aktivitas ekonomi global hingga US$7 triliun. Nilainya bisa lebih besar jika kesenjangan berkurang di negara-negara berkembang dalam skala besar.
Hal itu tercantum dalam laporan Moody's Analytics bertajuk Close the Gender Gap to Unlock Productivity Gains. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat kerugian ekonomi di tingkat individu dan makro dari kurangnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Pencapaian kesetaraan gender sendiri merupakan salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), yang disepakati seluruh anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bisa tercapai pada 2030. Namun, berdasarkan Global Gender Gap Index, kesetaraan gender di sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan politik mungkin baru bisa tercapai dalam 132 tahun.
Moody's Analytics mengerucutkan analisisnya terhadap kesetaraan gender dalam aktivitas ekonomi. Kesenjangan yang ada salah satunya mencerminkan ketidaksesuaian kemampuan (skill mismatch) antara perempuan dengan lapangan pekerjaan, yang bermuara kepada masalah akses perempuan terhadap pendidikan.
Manfaat pengurangan kesenjangan gender dalam ekonomi dapat diukur dengan pemilahan potensi output menjadi potensi lapangan kerja dan tenaga kerja.
Peningkatan lapangan kerja potensial dikalibrasi sebagai persentase dari peningkatan jumlah angkatan kerja di seluruh negara anggota The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), jika partisipasi perempuan usia 25—64 tahun setara dengan partisipasi laki-laki di rentang usia yang sama.
Baca Juga
"Ini saja akan meningkatkan output potensial di OECD hampir 10 persen dan output global sebesar 6,2 persen," dikutip dari laporan Moody's Analytics pada Selasa (7/3/2023).
Apabila kesenjangan itu dapat tertutup, aktivitas ekonomi global berpotensi meningkat hingga 7 persen atau setara dengan US$7 triliun dalam perhitungan saat ini. Menurut riset Moody's Analytics, angkanya akan lebih besar lagi jika kesenjangan bisa berkurang di negara-negara berkembang skala besar, seperti India.
Kesenjangan gender yang bervariasi masih terlihat di sejumlah sektor ekonomi, terlebih di sektor-sektor yang selama ini didominasi oleh laki-laki, seperti pertambangan dan konstruksi.
Persentase pemimpin perempuan berdasarkan sektor pekerjaan di negara-negara G20
Pekerjaan | Persentase |
Kesehatan dan Sosial | 67,1 |
Pendidikan | 61,0 |
Jasa Keuangan | 45,1 |
Administrasi Publik dan Pertahanan | 42,9 |
Sains dan Teknik | 41,2 |
Informasi dan Komunikasi | 32,9 |
Manufaktur | 26,6 |
Pertambangan | 19,6 |
Konstruksi | 13,7 |
Rata-rata | 38 |
Sumber: ILO, Moody's Analytics