Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan konsumsi listrik dapat ikut terkerek signifikan seiring dengan percepatan adopsi kendaraan listrik di tengah masyarakat saat ini.
Kementerian ESDM memperkirakan tambahan konsumsi listrik dari upaya peralihan motor berbahan bakar minyak menjadi setrum dapat meningkat ke level 15,2 gigawatt hours (GWh) setiap tahunnya.
“Akan ada tambahan konsumsi listrik 15,2 GWh per tahunnya jadi ada peningkatan penjualan listrik,” kata Rida saat konferensi pers insentif Kendaraan Listrik di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Lewat dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan Net Zero Emission, Kementerian ESDM menargetkan populasi kendaraan listrik roda empat dan dua masing-masing mencapai 2 juta unit dan 13 juta unit pada 2030 mendatang.
Adapun, konversi motor listrik ditarget dapat terealisasi sebesar 6 juta unit sampai dengan 2030. Proyeksi populasi itu bakal dapat mengurangi konsumsi BBM 13,4 juta barel per tahun serta menghemat kompensasi Pertalite Rp9,48 triliun per tahun.
“Dengan sendirinya di perkotaan mengurangi GRK kita perkirakan akan terjadi 0,03 juta ton, ini kita hanya bicara motor,” tuturnya.
Baca Juga
Di sisi lain, dia menambahkan, upaya konversi motor listrik itu juga belakangan diharapkan ikut menumbuhkan industri reparasi di tengah masyarakat. ESDM memperkirakan perputaran ekonomi dari upaya konversi itu berpotensi mencapai nilai sekitar Rp84 triliun setiap tahunnya.
“Di antaranya akan ada bengkel-bengkel khusus untuk konversi di seluruh Indonesia, kita sudah data untuk melayani banyak pelanggan yang akan melakukan konversi,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah bakal memberi bantuan untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat (R4) sebanyak 35.900 unit hingga Desember 2023. Kebijakan itu bersama dengan aturan turunannya akan berjalan efektif pada 20 Maret 2023.
Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan jumlah tersebut berasal dari hitung-hitungan pemerintah berdasarkan kapasitas produksi nasional.
“Kita ketahui ada dua produsen, yaitu Hyundai dan Wuling itu kami usulkan 35.900 unit kendaraan diberikan bantuan pemerintah sampai desember 2023,” katanya dalam konferensi pers insentif KLBB di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Lebih lanjut, Agus menambahkan, untuk kendaraan bermotor roda dua (R2) sebanyak 200.000 unit, sedangkan bus listrik hanya 138 unit. Tentunya, untuk pembelian kendaraan ramah lingkungan ini harus melewati beberapa tahap verifikasi agar tepat sasaran.
Berbeda dengan insentif motor listrik yang sudah dikonfirmasi sebesar Rp7 juta per unit, bantuan untuk mobil listrik masih belum diungkapkan pemerintah.