Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Mahal! Ini Alasan Harga Rumah di Tigaraksa Naik Signifikan

Harga rumah di kawasan Tigaraksa, Tangerang semakin mahal karena pengembang terus menaikkan harganya.
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam
Foto udara komplek perumahan di kawasan Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, Jumat (11/6/2021). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan properti oleh pengembang komersial diproyeksi akan semakin agresif di wilayah Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Meski, hingga saat ini Tigaraksa masih didominasi oleh rumah subsidi atau hunian yang menyasar kelas menengah bawah.

Laporan Indonesia Property Market Report Q1 2023 Rumah.com menyebutkan dalam dua tahun terakhir, sejumlah hunian komersial yang menawarkan fasilitas lebih lengkap dan lebih baik mulai bermunculan di Tangerang, termasuk di Tigaraksa.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan harga rumah di Tigaraksa terus merangkak naik. Hal tersebut didorong faktor fasilitas dan infrastruktur yang semakin memadai.

"Karenanya, meski pencarian properti di Tigaraksa saat ini masih didominasi oleh pencarian di harga di bawah Rp300 juta, pencari properti harus bersiap-siap untuk sedikit menaikkan anggaran yang disiapkan," kata Marine, dikutip Senin (6/3/2023).

Menurut laporan tersebut, kini sejumlah pengembang tak ragu memasang harga rumah dikisaran Rp600 juta. Adapun, Marine menjelaskan, optimisme pengembang saat ini tak lepas dari rencana pembangunan tol Serpong-Balaraja yang akan menghubungkan kawasan Selatan Jakarta hingga ke Kabupaten Tangerang.

Sebagaimana diketahui, jalan Tol Serpong-Balajara yang saat ini telah beroperasi yaitu Seksi 1A Simpang Susun (SS) Rawa Buntu - SS CBD sepanjang 5,15 km. Nantinya, ruas ini akan tersambung dengan Seksi 1B: SS CBD - SS Legok sepanjang 4,70 km.

Marine menilai, rencana pengoperasian jalan tol ini menjadi solusi mobilitas masyarakat Kabupaten Tangerang ke Jakarta. Sebab, saat ini masyarakat masih mengandalkan jalan Tol Merak-Jakarta yang didominasi kendaraan angkutan berat atau jalan lintas provinsi yang lebarnya belum representatif terhadap jumlah kendaraan yang lewat.

"Selain tol, pemerintah juga berencana membangun stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) jalur komuter ekstensi," ujarnya.

Rencana tersebut juga menjadi solusi terhadap stasiun Tigaraksa yang sudah ada, yang letaknya terpencil dan hanya bisa diakses lewat jalan kecil.

Lebih lanjut, dari sisi investasi, dia menerangkan, Tigaraksa dapat menjadi instrumen yang menjanjikan. Merujuk pada data Rumah.com Property Market Index menunjukkan kenaikan harga hingga 21 persen per kuartal pada kuartal keempat 2022 ini.

Oleh karena itu, jika saat ini hunian tipe cluster dengan fasilitas internal seperti gym, taman bermain, hingga kolam renang masih bisa didapatkan dengan harga Rp400 jutaan untuk luas bangunan 72 meter persegi, konsumen mungkin harus merogoh kocek hingga Rp500 juta hingga Rp600 jutaan dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Salah satu pengembang properti di wilayah tersebut yakni PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) yang menggarap proyek Kota Podomoro Tenjo. Proyek skala kota itu nantinya akan tersambung juga ke stasiun ekstensi Tigaraksa melalui pembangunan Pedestrian Skybridge sepanjang 600 meter akan rampung akhir tahun 2023.

Chief Marketing Officer Kota Podomoro Tenjo, Zaldy Wihardja, menerangkan, skybridge tersebut akan menjadi penghubung antara Stasiun Tigaraksa dengan kawasan Grand Transit Oriented Development (TOD) yang digarap APLN seluas 2,2 hektare. 

"Stasiun Tigaraksa nanti terhubung dengan TOD kami, itu menghubungkan sekitar 400-600 meter. Nanti di stasiun TOD ini akan ada pasar, tempat parkir, terminal, pokoknya komplet dan terkoneksi. Target selesai akhir tahun ini," kata Zaldy saat ditemui Bisnis, beberapa waktu lalu.

Kawasan TOD milik APLN itu merupakan bagian dari Kota Podomoro Tenjo. Adapun, Kota Podomoro Tenjo berdiri di lahan seluas 650 hektare dan menawarkan 12.000 unit rumah tapak dan lebih dari 1.000 ruang komersial. 

Kota Podomoro Tenjo dibangun di atas lahan seluas 650 hektare yang menawarkan dua tipe unit. Pertama, tipe Premium dengan harga mulai Rp500 jutaan yang memiliki lahan 119-176 meter persegi dan luas bangunan 40-52 meter persegi, serta tipe Deluxe yang ditawarkan mulai Rp200 jutaan dengan luas tanah 60-90 meter persegi dan luas bangunan 30-36 meter persegi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper