Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rumah.com Blak-blakan Penyebab Pasar Properti Residensial Sepi

Rumah.com menuturkan penyebab pasar properti residensial masih sepi atau belum pulih sejak pandemi.
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pasar properti residensial masih belum stabil pasca pandemi. Hal ini terlihat dari indeks permintaan secara nasional yang turun 40,4 persen secara kuartalan pada kuartal IV/2022.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan turunnya indeks permintaan tersebut merupakan tren musiman yang disertai dengan kenaikan suku bunga acuan dan kondisi makroekonomi secara global.

"Biasanya di akhir tahun pengeluaran masyarakat lebih banyak pada hal konsumtif seperti merayakan natal dan tahun baru serta liburan bersama keluarga sehingga menjadi penyebab turunnya minat terhadap pasar properti pada kuartal keempat 2022," kata Marine, Senin (27/2/2023).

Turunnya indeks permintaan pada kuartal keempat terjadi baik pada sektor rumah tapak maupun apartemen. Indeks permintaan terhadap rumah tapak turun sebesar 41 persen, sedangkan permintaan terhadap apartemen turun sebesar 34 persen.

Meskipun indeks permintaan mengalami penurunan namun permintaan terhadap hunian pada kuartal keempat 2022 masih didominasi oleh permintaan terhadap rumah tapak, yakni sebesar 92 persen dari total pencarian hunian.

Marine menerangkan, pasca pandemi tren properti mulai kembali pada siklus tahunan. Sebelum pandemi, kuartal kedua dan kuartal keempat selalu menjadi kuartal yang ‘sepi’ pada sektor properti karena pada periode ini konsumen lebih fokus pada pengeluaran untuk konsumsi.

Jika pada kuartal kedua konsumen lebih fokus pada belanja Hari Raya Idul Fitri dan kegiatan mudik, konsumen pada kuartal keempat akan lebih fokus pada belanja dan liburan akhir tahun. Tren ini direspon pengembang dengan menunda peluncuran unit baru dan menahan kenaikan harga.

“Alasan yang memperkuat keyakinan bahwa stagnansi pada kuartal keempat merupakan tren musiman, yang pertama adalah indeks harga dan suplai properti masih tetap menunjukkan kenaikan secara tahunan," ujarnya.

Namun, dia meyakini daya beli konsumen masih akan terjaga sebab tren pencarian properti untuk harga di atas Rp1 miliar juga terus meningkat. Sejumlah wilayah di Jabodetabek tetap menunjukkan tren positif pada kuartal keempat ini, seperti kawasan Kabupaten Tangerang dan Bogor.

Berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Report Q1 2023 menunjukkan indeks harga naik tipis sebesar 1 persen secara kuartalan pada kuartal keempat 2022 dan kenaikan sangat tipis sebesar 0,3 persen pada indeks suplai.

"Meski secara kuartalan indeks harga naik tipis, namun secara tahunan trennya masih menunjukkan kenaikan yang moderat sebesar 5,8 persen," ujarnya.

Dari sisi suplai, indeks suplai secara nasional hampir stagnan, dengan kenaikan hanya sebesar 0,3 persen secara kuartalan. Secara tahunan, kenaikan indeks suplai juga terlihat cukup moderat, yakni sebesar 6,8 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper