Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang kawasan BSD City, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) percaya diri menyasar segmen kelas atas untuk menyerap produk properti premium di kisaran Rp20-50 miliar.
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya mengatakan, optimisme tersebut datang dari pengembangan kawasan skala kota yang telah dimulai sejak 1989 sehingga fasilitas yang disediakan semakin meningkatkan harga properti.
"Secara wilayah BSD City menjadi center dari pengembangan kawasan Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, ini dikelilingi Alam Sutera Summarecon, area Pamulang, Cisauk. Nah, BSD ini posisinya di tengah sehingga bisa berkembang," kata Hermawan dalam Talkshow Sinar Mas Land, dikutip Kamis (23/2/2023).
Sebelumnya, dia menerangkan, sejak masa awal pembangunan BSD City telah menawarkan produk properti untuk segmen menengah bawah, salah satunya The Green pada 2008 dengan harga Rp1,5 juta - Rp2 juta per meter.
Adapun, BSD bersama Hongkong Land tengah memasarkan klaster rumah premium di kawasan NavaPark BSD City, yaitu Layton, usai penjualan dua klaster premium terjual habis dalam waktu singkat.
Klaster Layton memiliki jumlah unit yang sangat terbatas dan dipasarkan mulai dari harga Rp20 miliar hingga Rp50 miliar. Kawasan ini dibangun di atas lahan seluas 8 hektare, klaster Layton tersedia dalam dua tipe, yakni Tipe 12 dan Tipe 15 dengan luas tanah sekitar 300 meter persegi sampai 943 meter persegi.
Baca Juga
"Tentunya, satu kawasan kota ini harus melayani seluruh segmen market yang ada mulai dari rumah kecil murah rumah subsidi, naik ke kelas menengah lalu naik lagi menengah atas," ujarnya.
Lebih lanjut, Hermawan menuturkan, pihaknya mampu memasarkan 2.500 unit hingga 3.000 unit rumah per tahun. Adapun, saat ini tingkat hunian di BSD City mencapai 500.000 jiwa.
Sementara itu, dia menjelaskan capital gain yang diperoleh dari harga awal pemasaran berbeda di setiap produk residensial garapannya. Dia mencontohkan, capital gain di proyek residensial Foresta BSD mengalami kenaikan harga dari Rp2,5 juta - 3 juta per meter menjadi Rp12-13 juta per meter dalam waktu 12 tahun.
"Hukum ekonomi berlaku, ketika supply sedikit dan permintaan meningkat maka harga jual meningkat paling tidak setahun kenaikan menutupi inflasi jadi tanah ini alat untuk meng-hedging dari nilai inflasi," tandasnya.
Lebih lanjut, Hermawan menuturkan, untuk memberikan nilai tambah di suatu wilayah, BSD melakukan inisiasi dengan membangun infrastruktur jalan Tol Serpong-Balaraja sehingga membuka pegembangan wilayah BSD City fase 3 hingga Legok, Tangerang.
"Kami menginisiasikan sendiri, termasuk jalan tol yang saat ini dibuka, dan tol ini bulan juli atau agustus buka sampai ke Legok. Dengan dibukanya area tersebut artinya area fase ketiga BSD City terbuka," jelasnya.