Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Cuma Merpati Airlines, Ini 6 Maskapai yang Bangkrut di Indonesia

Bisnis.com merangkum daftar 6 maskapai yang bangkrut di Indonesia, tak cuma Merpati Airlines yang pailit dan resmi dibubarkan Presiden Jokowi.
Merpati Airlines/Istimewa
Merpati Airlines/Istimewa

3. Batavia Air

PT Metro Batavia adalah maskapan penerbangan Indonesia yang mulai beroperasi 5 Januari 2022 dan berhenti beroperasi pada 31 Januari 2013, akibat dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Dalam surat putusan No.77/pailit/2012/PN.NIAGA.JKT.PST pada 30 Januari 2013, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mempailitkan Batavia Air. Hal tersebut berdampak pada berhentinya operasi terbang sejak akhir Januari 2013 Pukul 00.00. Pailit itu disebabkan oleh adanya permohonan yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC).

Seperti halnya Adam Air, Batavia dinyatakan menduduki peringkat III saat pemerintah melakukan pemeringkatan pesawat karena banyaknya insiden dan kecelakaan maskapai. Hasil pemeringkatan dibacakan pada Maret 2007, dan Batavia Air dinyatakan hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan.

Akibat hasil pemeringkatan tersebut, Batavia Air mendapatkan sanksi administratif yang akan di-review kembali setiap tiga bulan. Bila tidak ada perbaikan kinerja, maka Izin Operasi Penerbangan (Air Operator Certificate) dapat dibekukan sewaktu-waktu.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, sebelum bangkrut, Batavia sempat dengan cepat memperbaiki layanan dan mendapatkan penilaian kategori 1 dari Kementerian Perhubungan terhitung pada 2009 lalu. Maskapai tersebut pun termasuk di antara empat maskapai nasional yang diizinkan terbang ke Uni Eropa sejak Juni 2010.

4. Bouraq Indonesia Airlines

Diambil dari kata "buraq" yang dipahami sebagai makhluk berbadan kuda bersayap dalam ajaran Islam, Bouraq Indonesia Airlines dibangun pada 1970 dan berhenti beroperasi pada 2005. 

Maskapai tersebut berhenti mengepakkan sayapnya setelah kalah bersaing dengan operator penerbangan baru yang muncul di awal reformasi seperti Lion Air, Batavia Air, dan Sriwijaya Air.

Bisnis.com mencatat bahwa setelah era 1980-an, kinerja Bouraq semakin melaju dengan adanya 4 pesawat Vickers Viscount (VC-843), 3 buah CASA NC-212, dan 16 BAE-748 seri 2A serta 2B. Bouraq pun melayani penerbangan ke berbagai destinasi di Nusantara termasuk juga penerbangan jarak pendek atau perintis.

Kendati demikian, badai krisis menerpa Indonesia jelang reformasi. Bouraq lalu mengambil bermacam langkah strategis agar tetap mampu bertahan seperti penciutan armada, dan penutupan beberapa operasi jalur penerbangan yang dinilai kurang menguntungkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper