Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para pemimpin daerah (Pemda) untuk berhati-hati terhadap harga beras karena memiliki andil yang besar terhadap inflasi.
Jokowi menyampaikan untuk tidak menganggap remeh kenaikan harga beras. Bulan lalu saja, katanya, hampir 50 persen inflasi dipengaruhi oleh harga beras.
“Inflasi di bulan lalu hampir 50 persen dipengaruhi dengan kenaikan harga beras, hati hati mengenai hal ini jangan dianggap remeh karena kejadian di negara lain sudah sangat parah, hati hati,“ dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) 2023, Kamis (23/02/2023).
Bila membandingkan dengan negara lain, lanjutnya, Indonesia masih dalam kondisi normal untuk urusan pangan. Meski demikian, perlu berhati-hati dan terus memantau kondisi pangan, utamanya beras di berbagai daerah.
Mengutip dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), sepanjang 2023 hingga hari ini, harga beras secara umum telah naik dari Rp12.650 per kilogram (kg) menjadi Rp13.200 per kg atau naik Rp550/kg.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi Januari 2023 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,82 persen.
Baca Juga
Dalam kelompok ini, komoditas beras memiliki peran yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi tahunan, yaitu sebesar 0,24 persen.
Lebih lanjut, Jokowi menekankan kepada gubernur untuk memastikan kebutuhan beras setiap daerah tercukupi. Daerah yang menjadi produsen, seperti Jawa Timur untuk dapat mengirim beras ke wilayah defisit .
“Jangan nanti kejadian barangnya tidak ada karena produksi tidak kami kontrol baru semuanya teriak dan tidak mudah sekarang ini impor beras dari negara lain,” jelasnya.
Di tengah ancaman krisis pangan saat ini, banyak negara yang mengamankan pangannya. Sebagai contoh saat impor beras pada akhir 2022 lalu, Jokowi menegaskan sulitnya mencari 500.000 ton beras bahkan dari negara produsen.
“Kami saja mau impor 500 [ribu ton] saja cari ke negara yang biasanya stok menumpuk mereka nggak mau keluarin. Mereka ingin jaga-jaga karena mereka tahu tahun ini akan ada el nino, ini yang harus kita mengerti dan semua harus berjaga-jaga,” katanya.
Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp104,2 triliun untuk ketahanan pangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap, anggaran yang meningkat sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya dapat menangani masalah utama soal harga beras.
“Kami berharap alokasi anggaran untuk ketahanan pangan dapat menangani masalah terutama harga pangan beras yang diharapkan bisa stabil,” katanya, Rabu (22/2/2023).