Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Mal Pede Tingkat Kunjungan 2023 Capai Lebih dari 100 Persen

Tingkat kunjungan dan okupansi mal diyakini akan kembali normal pada tahun ini seiring dicabutnya kebijakan PPKM.
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menargetkan tingkat kunjungan mal mencapai lebih dari 100 persen pada 2023, setelah sempat anjlok selama pandemi Covid-19.

Ketua Umum DPP APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, saat awal pandemi, tingkat kunjungan mal hanya mencapai 50 persen. Kemudian, pada 2021 hanya 60 persen, dan pada 2022 sudah meningkat menjadi 90 persen.

Dia pun optimistis tingkat kunjungan mal tahun ini bakal meningkat signifikan seiring dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Momentum menjelang puasa dan Idulfitri pada Maret-April 2023 juga akan turut mendorong tingkat kunjungan.

“Ini menggembirakan. Tahun ini bisa lebih 100 persen target kita, lebih daripada 2019, tapi minimal bisa sama,” ujar Alphonzus dalam acara pembukaan Rakernas APPBI di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Di samping tingkat kunjungan, tingkat okupansi juga ditargetkan meningkat menjadi 90 persen setelah sebelumnya anjlok 20 persen selama pandemi.

Selama pandemi, tingkat okupansi sempat turun di level 20 persen. Selain tingkat okupansi yang telah meningkat, lama kunjungan juga sudah mulai naik.

“Tapi selama pandemi 1 jam saja. Sekarang lebih 2 jam, bioskop ramai, restoran penuh,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Alphonzus mengatakan, pelaku usaha pusat belanja tetap optimistis tingkat kunjungan dan okupansi pusat belanja akan tumbuh pada 2023, meski ada ancaman resesi ekonomi dunia.

“Tidak hanya pusat belanja tapi secara keseluruhan ekonomi Indonesia. Meski harus waspada tapi tidak berlebihan, karena pergerakan harus berjalan. Jika berhenti bahaya. Tahun ini akan lebih baik dibanding tahun tahun sebelumnya,” tuturnya.

Menurutnya, Indonesia memiliki faktor dalam negeri yang cukup kuat untuk menghadapi potensi perlambatan tersebut, antara lain pasar konsumsi domestik yang besar, terutama di sektor ritel.

"Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai faktor dalam negeri yang cukup kuat, antara lain perdagangan dalam negeri Indonesia yang memiliki pasar cukup besar," imbuhnya.

Di sisi lain, Aplhonzus menilai pandemi telah mendatangkan berkah tersendiri bagi APPBI, yaitu adanya peningkatan keanggotan APPBI. Selama pandemi Covid-19, anggota APPBI bertambah dari 320-an menjadi 400-an anggota. Hal tersebut, kata dia, tidak terlepas dari syarat wajib penggunaan PeduliLindungi yang harus menjadi anggota APPBI terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper