Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyiapkan sejumlah upaya untuk memastikan ketersediaan minyak goreng, baik curah maupun kemasan Minyakita, jelang Ramadan.
Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kasan, menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan para produsen dan/atau eksportir minyak goreng terkait pasokan minyak goreng dalam negeri.
Selain itu, selama tiga bulan ke depan, pemerintah telah menaikkan kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) 50 persen per bulan untuk menghadapi puasa dan lebaran 2023, selama Februari hingga April 2023 sebesar 450.000 ton dari sebelumnya 300.000 ton per bulan.
“Dalam mendorong produsen/eksporter untuk meningkatkan volume DMO minyak goreng kemasan Minyakita, Pemerintah telah menetapkan insentif faktor pengali kemasan sebesar 1,5 untuk pillow pack dan 1,75 untuk kemasan lainnya,” kata Kasan kepada Bisnis, Senin malam (20/2/2023).
Hal tersebut diharapkan bisa mendorong produsen/eksportir untuk lebih banyak mendistribusikan DMO dalam bentuk kemasan merek Minyakita, baik menggunakan lini pengemasan sendiri maupun menggunakan jasa repacker khususnya untuk memenuhi kebutuhan periode puasa dan lebaran 2023.
Seperti diketahui, Minyakita masih langka di pasar rakyat. Tingginya permintaan masyarakat, disebut-sebut sebagai salah satu penyebab langkanya produk minyak goreng besutan pemerintah ini.
Selain itu, Wakil Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegaf, menyebut pemenuhan DMO yang terus menurun, terutama Minyakita, sejak Desember 2022 juga menjadi pemicu langkanya Minyakita di pasaran.
“Sejak Desember 2022 dan mencapai titik terendah pada bulan Januari 2023. Turunnya pasokan DMO tersebut disebabkan oleh tingginya hak ekspor yang dimiliki oleh eksportir, di saat yang bersamaan permintaan ekspor dari luar negeri sedang lemah,” ungkapnya.