Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) menegaskan rencana pelepasan kepemilikan sebagian sahamnya di PT Jasamarga Transjawa Tol masih dalam tahap persiapan.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menjelaskan perseroan masih mendalami terkait dengan besaran yang dapat diperoleh dari aksi korporasi tersebut.
Dia menjelaskan BNI Sekuritas merupakan pihak yang ditunjuk sebagai konsultan Jasamarga Transjawa Tol untuk melakukan kajian atas rencana tersebut yang dilakukan pada Juni hingga Desember tahun lalu.
Lisye menjelaskan, untuk konsultan yang akan ditunjuk untuk mengeksekusi rencana divestasi tersebut hingga saat ini masih belum ditentukan.
"Kegiatan equity fund raising yang rencananya akan dilakukan oleh Jasamarga Transjawa Tol, yang merupakan divestasi kepemilikan saham Jasa Marga di PT JTT ini, masih dalam proses persiapan," kata Lisye kepada Bisnis, Rabu (15/2/2023).
Hal tersebut disampaikan Jasa Marga untuk mengklarifikasi pemberitaan Bloomberg yang dikutip Bisnis, Selasa (14/2/2023). Diberitakan sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. tengah berencana untuk melepas sebagian kepemilikan sahamnya di entitas anaknya yang mengoperasikan Jalan Tol Trans Jawa, yakni PT Jasamarga Transjawa Tol, melalui private placement untuk mendatangkan investor strategis.
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/2/2023), menurut sumber yang tak ingin disebutkan namanya, Jasa Marga (JSMR) dapat memperoleh US$300 juta atau setara Rp4,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS) dalam penjualan saham di PT Jasamarga Transjawa Tol.
Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan pihaknya telah menunjuk BNI Sekuritas yang akan mengurus pelepasan saham tersebut. Kendati demikian, Subakti tidak mengkonfirmasi terkait besaran yang diperoleh atas transaksi itu.
Pada Juli 2022, Jasa Marga secara resmi memisahkan pengelolan Jalan Tol Trans Jawa melalui proses spin off PT Jasamarga Transjawa Tol. Pemisahan tersebut menjadi salah satu upaya untuk bisa lebih mengoptimalkan operasionalnya.
Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur, mengatakan bahwa pemisahan operasional Jasamarga Transjawa Tol merupakan inisiatif strategis yang dilakukan perseroan.
Menurutnya, berhasilnya proses spin off tersebut tak terlepas atas dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Subakti menambahkan dalam jangka panjang prospek pertumbuhan Jalan Tol Trans Jawa akan sangat baik, dengan potensi lalu lintas yang diproyeksikan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Hal itu akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Jasa Marga, serta memberikan nilai tambah yang signifikan bagi negara, para pemegang saham, dan stakeholder lainnya.
“Dengan pemisahan ini, pengelolaan ruas Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 676 kilometer diharapkan dapat lebih optimal, dengan pengoperasian yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap pelayanan kepada para pengguna jalan tol,” jelasnya.
Selain itu, Kebijakan spin off merupakan bagian dari program refinancing dan recycling aset perseroan. Nantinya, spin off akan diikuti dengan rencana penawaran publik perdana atau IPO dalam rangka penghimpunan dana.
IPO anak perusahaan bakal mendukung rencana perusahaan untuk mengembangkan ruas-ruas tol baru. Pasalnya, terdapat lima ruas tol yang berada dalam pipeline dengan kebutuhan belanja modal atau capex sebesar Rp42 triliun sampai 2024.