Optimisme Peritel Grup Salim (Super Indo)
General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo Yuvlinda Susanta menyampaikan, Super Indo hingga akhir 2022 telah mengoperasikan lebih dari 200 gerai yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra bagian selatan (Lampung dan Palembang).
“Seperti kita ketahui bersama, tahun 2022 merupakan masa transisi pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Namun, kami bangga karena tetap berhasil tumbuh dengan membuka 19 gerai baru di tahun 2022. Untuk tahun 2023, tentunya target kami bisa membuka lebih banyak gerai dibandingkan tahun 2022,” ujar Yuvlinda kepada Bisnis, Senin (13/2/2023).
Yuvlinda mengatakan, tantangan bisnis ritel ke depan semakin kompetitif. Oleh karena itu, dia mengatakan akan terus membuat makanan sehat mudah diakses dan terjangkau kapan saja dan di mana saja.
“Kami berkomitmen untuk memberikan harga yang kompetitif untuk semua pelanggan baik untuk yang berbelanja secara offline maupun online. Kami juga berkomunikasi secara intensif dan bekerjasama dengan semua pemasok kami untuk menyediakan produk segar dan berkualitas,” ungkapnya.
Meski demikian, ke depannya, Yuvlinda optimistis jika ritel masih akan terus tumbuh positif. Hal ini disebabkan salah satunya dengan kebijakan PPKM yang telah dicabut oleh pemerintah.
Diberitakan sebelumnya, Manajemen PT Trans Retail Indonesia alias Transmart mengungkapkan bahwa pada 2019 Transmart ekspansi membuka gerai baru sebanyak 10 outlet. Namun, hingga 2022, Vice President Corporate Communication Transmart Satria Hamid menyebut ada 12 gerai Transmart yang tutup.
Baca Juga
Dengan adanya penutupan gerai tersebut, jumlah gerai Transmart yang beroperasi mencapai 95 gerai di seluruh Indonesia.
“Toko-toko yang tutup itu harus kita lakukan untuk efisiensi dan berlari lebih cepat. Kita fokus ke gerai yang pertumbuhannya bagus," ujar kata Satria kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).
“Toko-toko yang tutup itu harus kita lakukan untuk efisiensi dan berlari lebih cepat. Kita fokus ke gerai yang pertumbuhannya bagus," ujarnya.
Dia menjelaskan beberapa alasan tutupnya beberapa gerai, antara lain karena terdampak pandemi, tren bisnis mulai berubah, baik ritel dan bisnis-bisnis sektor lain pun butuh penyesuaian. Apalagi, kata dia, ekonomi masyarakat pun masih dalam proses pemulihan.
Satria menegaskan gerai yang tutup itu bukan berarti Transmart akan gulung tikar. Menurutnya, Transmart relatif masih bisa bertahan dibanding bisnis ritel lainnya yang terlebih dulu menutup gerainya secara permanen.
“Tidak perlu saya sebutkanlah, sebelum kita banyak ritel lain yang lebih dulu tutup permanen, kan. Bahkan punya asing. Kita baru beberapa saja yang tutup sudah heboh, kayak terjadi disaster saja. Justru kita lebih survive, karena ternyata tidak mudah juga menaklukan pasar Indonesia,” ungkap Satria.
Lebih lanjut, Satria berharap masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan penutupan gerai-gerai Transmart tersebut. Sebab, saat ini Transmart masih beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.