Bisnis.com, JAKARTA - Terus menurunnya tren pasar komputer pribadi atau PC menjadi alasan Dell Technologies Inc melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 6.650 karyawannya.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (7/2/2023), produsen perangkat komputer ini mengatakan berencana melakukan PHK terhadap 5 persen dari total karyawannya.
Permintaan terhadap PC telah turun setelah sempat mencapai puncak kejayaannya selama pandemi ketika orang-orang memutuskan untuk bekerja dari rumah (WFH). Saat itu, pandemi Covid-19 memberi keuntungan lebih bagi perusahaan teknologi ini dengan peningkatan penjualan perangkat PC hingga monitor dan keyboard.
Keputusan Dell melakukan PHK memperdalam anjloknya industri teknologi karena turunnya minat belanja konsumen dan tekanan bisnis akibat kenaikan suku bunga acuan secara agresif.
Co-Chief Operating Officer Jeff Clarke memberikan pengumuman bahwa inisiatif pemotongan biaya di masa lalu seperti penghentian perekrutan dan pembatasan perjalanan tidak lagi cukup untuk memangkas biaya.
"Kami telah melewati masa-masa sulit ekonomi sebelumnya dan kami muncul dengan lebih kuat. Kami akan siap ketika pasar pulih kembali." kata Clarke dalam memo kepada para karyawan.
Baca Juga
Menurutnya, reorganisasi departemen dan PHK dianggap sebagai kesempatan untuk meningkatkan efisiensi.
Setelah pengurangan tersebut karyawan tersebut, jumlah karyawan Dell yang berbasis di Round Rock, Texas, menjadi sekitar 39.000 karyawan pada 2023, yang terendah sejak enam tahun terakhir.
Dell juga mengumumkan penurunan penjualan sebesar 6 persen untuk kuartal yang berakhir pada 28 Oktober dan proyeksi pendapatan untuk kuartal I/2023 yang tidak sesuai dengan ekspektasi para analis. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya belanja teknologi informasi (TI) oleh para pelanggan.
Dell kemungkinan akan mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai dampak finansial dari PHK saat mengumumkan pendapatan fiskal kuartal IV/2022 pada 2 Maret 2023 mendatang.