Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog melaporkan dari 500.000 ton beras impor yang ditargetkan masuk ke Indonesia, 300.000 ton di antaranya telah tiba di Tanah Air. Adapun, 200.000 ton sisanya masih dalam perjalanan dan ada pula yang sudah di pelabuhan.
Hal tersebut disampaikan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso, dalam konferensi pers di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan, Kamis (2/2/2023).
“Jadi, kita impor yang sudah masuk 300.000 [ton] lebih dari 500.000 [ton], yang sisanya ini sekarang ada di lautan sama di pelabuhan, tunggu bongkar,” kata Buwas, Kamis (2/2/2023).
Beras impor yang sudah masuk ke gudang Bulog berasal dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand. Dari keempat negara tersebut, beras impor sebagian besar berasal dari Thailand dan Vietnam.
Adapun, beras impor yang masih di pelabuhan belum bisa bongkar muat, lantaran terkendala oleh cuaca. Kendati demikian, Buwas memastikan semua beras impor masuk ke Indonesia paling lambat 15 Februari 2023 atau sehari lebih cepat dari yang ditargetkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di 16 Februari 2023.
Sebagaimana diketahui, pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras guna memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ditargetkan sebanyak 1,2 juta ton pada akhir 2022.
Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Budi Wuryanto, kala itu mengatakan, stok Perum Bulog saat ini tidak dalam kondisi ideal menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
Hingga 21 Desember 2022, CBP yang ada di gudang Bulog tercatat hanya sebanyak 399.160 ton. Padahal, idealnya mencapai 1,2 juta ton sesuai target pemerintah.
“Karena itu, pemerintah melakukan top-up agar CBP bisa mencapai 1,2 juta ton. Jadi impor 500.000 ton merupakan pilihan terakhir untuk memenuhi CBP,” ujar Budi dalam diskusi terbatas bersama media bertajuk 'Pasokan Beras Jelang Nataru, Aman kah?', dikutip Sabtu (24/12/2022).
Dengan kondisi stok beras saat ini dibandingkan dengan kebutuhan bulanan masih sangat jauh, pemerintah dalam Rakortas kemudian menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor 500.000 ton demi memperkuat CBP hingga Januari–Februari 2023.