Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan proses perizinan investasi di Indonesia akan lebih mudah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Investasi ke Indonesia itu lebih mudah dibandingkan dengan sebelumnya. Kalau ada masalah kasih tahu ke saya, nanti akan saya tangani. Saya janji,” kata Luhut dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (1/2/2023).
Dalam agenda tersebut, Menko menjelaskan sejumlah potensi investasi yang dimiliki Indonesia. Mulai dari hilirisasi, investasi energi terbarukan, hingga ekosistem kendaraan listrik.
Pemerintah diketahui tengah fokus pada investasi hilirisasi dari 8 sektor prioritas dan 21 komoditas yang diperkirakan memiliki potensi nilai investasi sebesar US$545,3 miliar
Delapan sektor prioritas tersebut adalah mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, serta kehutanan.
Perinciannya, investasi dari mineral dan batubara mencapai US$427,1 miliar, sedangkan minyak dan gas bumi US$67,6 miliar. Selanjutnya, sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan kelautan memiliki proyeksi nilai investasi sebesar US$50,6 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, 21 komoditas yang dimaksud mencakup batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal, minyak bumi, gas, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, rumput laut, dan garam.
Dari sektor energi terbarukan, Indonesia disebut tidak perlu lagi mengimpor bahan bakar fosil pada 2024 karena memiliki potensi energi terbarukan sebanyak 437,4 giga watt.
“Energi terbarukan ini sangat penting. Kita punya hydropower, geothermal, angin, dan lain sebagainya, kita punya semua,” ujar Luhut.
Sementara itu, terkait dengan ekosistem kendaraan listrik, Luhut mengatakan pemerintah sedang dalam pembicaraan dengan beberapa produsen mobil besar dunia.
Luhut meyakini dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia dinilai mampu menjadi pemain global dalam ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Kami cukup yakin dan percaya diri karena kita punya bahan mentahnya, punya pengalamannya, dan setelah G20 kami cukup yakin dengan hal tersebut,” pungkasnya.