Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2023 Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 109,84, naik 0,77 persen dibandingkan Desember 2022. Komoditas yang dominan terhadap indeks yang diterima petani adalah kenaikan harga gabah, bawang merah, cabai rawit dan jagung.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan peningkatan NTP dikarenakan indeks yang diterima petani naik sebesar 1,40 persen lebih tinggi dibanding yang dibayar petani sebesar 0,63 persen.
Menurutnya, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan, naik sebesar 2,07 persen dan lebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani yang hanya mengalami peningkatan 0,63 persen.
“Komoditas yang dominan terhadap indeks yang diterima petani yaitu padi dan palawija, khususnya jagung dan ketela pohon,” kata Margo dalam konferensi pers secara daring, Rabu (1/2/2023).
Sementara itu, untuk subsektor perkebunan, peternakan dan pembudidayaan ikan mengalami penurunan NTP pada Januari 2023. Adapun, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Januari 2023 itu sebesar 109,95 naik 0,92 persen jika dibandingkan Desember 2022.
“Peningkatan ini karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,40 persen, lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi dan penambahan barang modal yang naik sebesar 0,48 persen,” ujar Margo.
Adapun, komoditas yang dominan terhadap peningkatan NTUP antara lain upah untuk proses produksi, pemanenan dan kenaikan harga pupuk.
“Ini faktor yang menyebabkan indeks untuk biaya produksi dan barang modal mengalami kenaikan. Meskipun kenaikannya lebih rendah dibanding indeks yang diterima petani,” ungkapnya.