Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan angka kematian bayi (AKB) atau infant mortality rate (IMR) Indonesia berada di level 16,85 poin, berdasarkan Long Form Sensus Penduduk 2020 (SP2020).
Artinya rata-rata kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun mencapai 16,85 per 1.000 kelahiran bayi hidup
Deputi bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyebutkan meski demikian, angka tersebut turun signifikan dalam satu dekade terakhir atau dari hasil Sensus Penduduk 2010, yang kala itu mencapai 26 poin.
“Angka kematian bayi merupakan tolok ukur derajat kesehatan di satu wilayah secara nasional. AKB terus menunjukkan penurunan cukup tajam, hampir 10 poin dalam 1 dekade terakhir,” ujarnya dalam Rilis Hasil Long Form SP2020 di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Mengutip dari publikasi BPS, AKB merupakan banyaknya kematian bayi usia di bawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada periode tertentu.
Membaiknya angka tersebut, seiring peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI, berdasarkan Susenas Tahun 2019–2022.
Baca Juga
Berdasarkan hasil Long Form SP2020, AKB tertinggi berada di Papua yaitu sebesar 38,17 kematian per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB terendah berada di DKI Jakarta sebesar 10,38 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
“Pemerintah berkomitmen mewujudkan Indonesia emas melalui 1.000 hari pertama kehidupan dan menjadi pondasi bagi tumbuh kembang anak ke depannya,” jelasnya.
Meski sudah menurun, angka tersebut belum mencapai target pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, di mana AKB paling tidak harus mencapai 16 poin.
Ateng menyebutkan, menjadi tanggung jawab bersama untuk menurunkan AKB menjadi 16 poin pada 2024.
Sementara itu, neonatal mortality rate atau angka kematian neonatal berada di posisi 9,30 poin. Artinya, di antara 1.000 kelahiran hidup di Indonesia, terdapat 9–10 bayi yang meninggal sebelum umur 1 bulan.