Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramai Hotel Berbintang Diobral, Pengusaha Beberkan Penyebabnya

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut maraknya penjualan hotel lebih banyak pada penginapan level bintang 3 ke bawah.
Ilustrasi kamar hotel - Freepik
Ilustrasi kamar hotel - Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha perhotelan menilai maraknya hotel yang dijual di situs-situs online belakangan ini disebabkan belum pulihnya bisnis perhotelan sejak pandemi Covid-19. Seiring dengan itu, pelaku usaha pun melihat perubahan sifat pasar akibat pandemi membuat banyak pebisnis hotel sulit melanjutkan usahanya.

Ketua Gabungan Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, saat ini contoh perilaku pasar yang berubah adalah banyaknya pertemuan, rapat-rapat yang cukup dengan virtual. Hal tersebut, menurut dia, mengakibatkan trafik hotel tidak seperti prapandemi.

“Terus meeting-meeting sekarang di rumah juga bisa, tidak harus di hotel. Efisiensi tenaga kerja digantikan teknologi, ada work from home sehingga yang ke hotel tidak banyak. Ditambah juga situasi ekonomi saat ini masih sulit,” ungkap Hariyadi saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (24/1/2023).

Hariyadi yang sekaligus merupakan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan bahwa arus kas yang tidak pulih dalam bisnis perhotelan juga pada akhirnya merembet ke cicilan utang bank.

“Bank juga tidak mau ngasih hair cut, bunganya dipindah ke belakang, di 2-3 tahun berikutnya. Nanti kalau ditumpuk di belakang itu berat. Jadi mereka sudah ada itung-itungan mereka harus mengecilkan utangnya dengan jual aset. Jika tidak bakal kegulung utangnya,” ungkap Hariyadi.

Senada, Ketua PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwanto mengatakan, maraknya penjualan hotel lebih banyak pada penginapan level bintang 3 ke bawah. Menurut dia, dengan modal yang terbatas dan situasi ekonomi yang sulit membuat bisnis hotel bintang 3 ke bawah sulit. Apalagi, kata dia, banyak hotel bintang 5 dan 4 yang menurunkan tarif.

“Sehingga mereka misalnya hotel bintang 5 jadi bintang 4 tarifnya, bintang 4 jadi harganya bintang 3. Yang atas menurunkan makanya menekan yang ke bawah. Kan pasti orang pilih hotel atas tapi harganya bawah,” ujar Sutrisno kepada Bisnis, Selasa (24/1/2023).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan sejak pandemi, turis mancanegara pun berkurang akibat ekonomi global yang lesu. Alhasil, bisnis hotel pun makin berkurang trafiknya.

“Pemerintah mohon dibantu agar menciptakan iklim agar tamu datang. Misalnya, di DKI sudah terlalu banyak hotelnya. Kalau investasi penambahan hotel itu makin berat. Tapi investasi diarahkan mendorong inovasi, yang punya kesulitan dibantu supaya makin naik,” tutur Sutrisno.

Selain itu, dia pun meminta pemerintah pusat maupun Pemerintah DKI Jakarta untuk segera memutuskan rencana konkret tentang bagaimana masa depan kota Jakarta, terkait kepindahan ibu kota negara ke Kalimantan. Menurutnya, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan memiliki dampak yang sangat serius bagi perhotelan dan restoran di Jakarta.

“Ini juga belum jelas DKI mau bagaimana arahnya. Ketika kita pindah, di Jakarta bagaimana nasibnya,” ucap Sutrisno.

Berdasarkan pantauan Bisnis di situs resmi Lamudi.co.id, Jumat (20/1/2023), banyak hotel dijual di kawasan DKI Jakarta. Harga jualnya beragam mulai dari Rp17 miliar hingga Rp3 triliun, tergantung dari lokasi dan jenis hotelnya apakah bintang 5, bintang 4, bintang 3 atau bintang 2 ke bawah.

Berdasarkan iklan yang dipasang di platform online tersebut, ada hotel bintang 5 di kawasan Jakarta Selatan yang dijual seharga Rp3 triliun. Hotel mewah itu disebut memiliki 100 unit kamar dan 20 unit suite rooms.

Sementara itu, di situs yang sama, ada beberapa hotel berbintang 3 ke bawah yang di jual dengan harga Rp55-17 miliar untuk wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper