Bisnis.com, JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Sanur, Bali disebut-sebut dapat mencegah devisa senilai Rp97,5 triliun ke luar dari Indonesia. Pasalnya, KEK Sanur bakal menjadi kawasan pariwisata kesehatan pertama di Indonesia.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Dony Oskaria, menyampaikan, terdapat dua juta masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dan menghabiskan Rp97,5 triliun devisa Indonesia.
“Inilah yang diminta bapak Presiden Joko Widodo untuk kita InJourney menahan hal tersebut [devisa] untuk tidak keluar,” kata Dony dalam Indonesia Tourism Outlook 2023 di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta, Rabu (18/1/2023)
Dony mengungkapkan KEK Sanur sendiri diharapkan akan selesai pada November 2023 dan mulai beroperasi pada kuartal I/2024.
Kawasan seluas 43 hektare itu nantinya akan diisi oleh rumah sakit dan klinik bertaraf internasional yang bekerja sama dengan Mayo Clinic AS. KEK Sanur juga bakal dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kesehatan standar internasional seperti retirement home dan surgery clinic dari Korea Selatan, fertility clinic dari Australia, dan immunology technology dari Jepang.
Selain itu, InJourney berencana untuk membangun 1.000 kamar hotel di dalam KEK Sanur.
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir, menyampaikan, pihaknya cukup yakin KEK Sanur akan mendorong perekonomian baik nasional maupun lokal. Hal itu disampaikan Erick saat mendampingi Megawati Soekarnoputri yang meninjau KEK Sanur, Senin (16/1/2023).
KEK Sanur diperkirakan dapat menyerap sekitar 43.000 tenaga kerja. Pada 2045, KEK Sanur diharapkan dapat menambah total perolehan devisa hingga US$1,28 miliar dollar atau Rp 19,6 triliun.
“Selama ini kita kehilangan hingga Rp97,5 Triliun setiap tahun dari dua juta penduduk Indonesia yang berwisata medis ke Singapura dan Malaysia. Selain itu, pengembangan KEK Sanur akan menata ulang struktur ekonomi agar pariwisata Bali bukan lagi mass tourism seperti sekarang, tapi bergeser kepada quality tourism, yang bisa meningkatkan length of stay dan spending wisatawan di Bali. Ini punya dampak ekonomi luas bagi masyarakat lokal,” ujar Erick.
KEK Sanur juga diprediksi dapat menyerap sekitar 4 hingga 8 persen masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Diharapkan pada 2030, jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur mencapai 123.000 hingga 240.000 orang.
Adapun, hingga 2045, diharapkan mampu menghemat devisa yang totalnya mencapai Rp86 triliun.