Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

John Riady: 2023, Momentum Perluas Penerapan ESG Bagi Dunia Usaha

ESG menjadi bahasan penting Forum G20 di Bali agar seluruh pihak lebih peduli lingkungan sosial maupun lingkungan hidup.
CEO Lippo Karawaci John Riady (tengah) sedang memberikan paparan di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Selasa 19 Maret 2019./Bisnis-Arif Budisusilo
CEO Lippo Karawaci John Riady (tengah) sedang memberikan paparan di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Selasa 19 Maret 2019./Bisnis-Arif Budisusilo

Bisnis.com, JAKARTA—Penerapan prinsip bisnis berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola atau ESG (Enviromental, Social, Governance) semakin dituntut bagi dunia usaha. Pasalnya, pembangunan berkelanjutan yang melibatkan semua aspek adalah jalan menekan berbagai kerusakan lingkungan, hingga dapat mendongkrak kesejahteraan.

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady menilai pemaknaan sederhana ESG itu sangat penting bagi perluasan penerapan prinsip dalam menjalankan bisnis. Sebab, saat ini, prinsip-prinsip ESG masih harus menjalani sosialisasi dan edukasi bagi dunia usaha di semua tingkatan.

“Tahun ini menjadi momentum penting bagi penerapan ESG, setelah dua tahun terjerembab imbas pandemi. 2023 adalah waktu tepat untuk memperluas penerapan dan pemberlakuan ESG bagi korporat,” tegas John, dikutip dari siaran pers, Sabtu (14/1/2023).

ESG memberikan berbagai panduan bagi dunia usaha untuk tidak sekadar mengejar profit semata. Melainkan pula, mempertimbangkan dampak dari kegiatan operasional, fungsi finansial, keorganisasian, hingga nasib akhir produk.

Semua proses mempertimbangkan eksternal terhadap lingkungan hidup dan sosial, serta internal kepada para pekerja atau anggota organisasi dan para pemodal.

Menurut John, sejauh ini pihak swasta maupun pemerintah perlahan makin mensosialisasikan  penerapan ESG bagi praktik ideal bisnis. “Saya sebagai praktisi bisnis yang membawahi Lippo Group sangat berkepentingan dengan ESG, sebab saya meyakini Lippo secara grup bakal berkontribusi besar bagi masyarakat melalui berbagai layanan bisnis,” kata John.

Momentum penerapan ESG pun dihadirkan selama Forum G20 di Bali, di mana Indonesia menggagas upaya inovatif demi menggapai peningkatan kualitas kehidupan lingkungan masyarakat, seperti gagasan pembiayaan kesehatan global, hingga penerapan pembiayaan hijau.

Menurut John, perluasan penerapan prinsip ESG harus dibarengi paradigma yang sebangun. Maksudnya, ESG harus menjadi bagian integral yang dipahami dan dilaksanakan seluruh anggota entitas bisnis.

“Jadi, ESG itu harus dipahami bukan sekadar pengaturan indeks dan laporan semata. Yang lebih penting adalah paradigma tiap individu dari organisasi bisnis yang memiliki visi tersebut, hal itu baru muncul manakala secara utuh dan menyeluruh entitas bisnis mengacu ESG,” simpul John.

Lippo Group sebagai salah satu pilar bisnis kuat di Indonesia menyusun berbagai kerangka yang mengacu pada prinsip-prinsip ESG. Selaku konglomerasi dengan tentakel bisnis utama mencakup sektor properti, kesehatan, dan pendidikan, Lippo Group dituntut berperan aktif merealisasikan berbagai tujuan global ekonomi berkelanjutan.

Induk usaha Lippo Group yakni Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menunjukkan inisiatif ESG yang integral. “Skala yang kecil Lippo Karawaci dan Karawang, itu kita mengelola seluruh irigasi dan air. Melihat di sana, ada danau-danau itu bukan hanya hiasan, tapi bermanfaat sebagai water reservoir,” ungkap John.

Hal serupa juga dilakukan di Mal Lippo Kemang (Grup Lippo) dengan membangun ruang bawah tanah yang besar untuk parkir namun bisa dialih fungsi sebagai penampungan air kala banjir. “Kami juga gunakan teknologi untuk mendaur ulang air, inilah prinsip ekonomi dan pembangunan berkesinambungan yang selaras dengan pelestarian lingkungan hidup,” kata John. 

Dia menyimpulkan hal itulah yang membedakan prinsip ESG dan CSR. “Kalau ESG, itu harus berhubungan dengan kegiatan bisnis dalam kerangka economy sircular, tidak memberikan dampak buruk juga harus menciptakan nilai lebih secara eksternal dan internal. Kalau pemahaman CSR, hanya memberikan bantuan tetapi tidak berkelanjutan,” tutup John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper