Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Perekonomian Indonesia Dinilai Stabil di Tengah Risiko Global, Ini Alasannya

Senior analis Economist Intelligence Unit (EIU) Jhon Marrett mengatakan kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil.
Asahi Asry Larasati
Asahi Asry Larasati - Bisnis.com 13 Januari 2023  |  05:11 WIB
Perekonomian Indonesia Dinilai Stabil di Tengah Risiko Global, Ini Alasannya
Suasana deretan gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Senin (4/7/2022). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Indonesia dinilai masih stabil meskipun diterpa sejumlah risiko global dari kenaikan suku bunga The Fed yang agresif hingga risiko resesi.

Senior analis Economist Intelligence Unit (EIU) Jhon Marrett mengatakan kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil sekalipun diterpa badai perubahan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang agresif.

"Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan yang lebih rendah karena Kenaikan suku bunga yang naik secara agresif dan nilai dolar Amerika Serikat (AS) menguat, tetapi Indonesia cukup stabil," jelas Jhon dalam Asia Outlook 2023, Kamis (12/1/2023),

Jhon menjelaskan bahwa pada waktu yang lalu ekonomi Indonesia cenderung goyah ketika harga komoditas jatuh atau pasar keuangan global telah berubah karena perubahan suku bunga AS.

"Guna mengembalikan ekonomi negara, Indonesia telah melakukannya dengan baik dibandingkan dengan periode stabilitas sebelumnya dan beberapa di antaranya, tentu saja, terkait dengan harga komoditas," lanjutnya.

Indonesia merupakan pengekspor besar komoditas batu bara, logam, minyak sawit, dan masih banyak lagi. Maka, dengan kondisi ekonomi saat ini, Indonesia tak hanya diam tapi telah memperluas kapasitas pertambangan dan pemrosesan hilir, sehingga telah menerima dorongan yang cukup besar dari ledakan komoditas.

"Jadi ini bukan hanya tentang harga. Ini juga tentang volume yang diekspornya sekarang, yang jauh lebih tinggi pada stabilitas keuangan," tuturnya.

Selain itu, instrumen keuangan lainnya telah menurun sebagai bagian dari total utang dalam beberapa tahun terakhir, sehingga hal itu mendorong stabilitas tidak lagi rentan terhadap perubahan mendadak dalam kebijakan moneter di tempat lain seperti pada tahun 2013-2014.

"Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini telah benar-benar mendorong hal itu dengan benar dengan mengandalkan strategi tersebut," ujarnya.

Bahkan, memasuki dua tahun terakhir jabatannya, Jokowi mencoba untuk mendapatkan beberapa proyek besar untuk pindah ke Indonesia, salah satunya pembuat mobil listrik, Tesla.

"Tapi ini adalah proses panjang dan membutuhkan waktu cukup lama," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Pertumbuhan Ekonomi ekonomi pemulihan ekonomi ekonomi global
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top