Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CPIN, JPFA, dan MAIN Pernah Divonis KPPU, Kembali Berulang?

CPIN, JPFA, MAIN dan korporat lainnya pernah tersandung vonis KPPU. Belakangan, jajaran korporat itu dituding merusak pasar ayam peternak kecil.
Peternak menimbang ayam broiler jenis pedaging yang dijual murah seharga Rp8.000 per kilogram di sentra peternakan ayam broiler di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (26/6/2019)./ANTARA-Destyan Sujarwoko
Peternak menimbang ayam broiler jenis pedaging yang dijual murah seharga Rp8.000 per kilogram di sentra peternakan ayam broiler di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (26/6/2019)./ANTARA-Destyan Sujarwoko

Bisnis.com, JAKARTA- Para peternak ayam tengah menjerit akibat harga produksi mengalami penurunan walau di tengah peningkatan permintaan pasar. Mereka menilai salah satu biang keladi adalah permainan tak sehat dari korporat besar seperti Charoen Pokphand Tbk. (CPIN) serta Japfa Comfeed Tbk. (JPFA).

Kondisi itu diungkap oleh Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN). Menurut asosiasi itu, harga jual yang turun juga dibarengi kenaikan harga pakan ternak.

KPUN menyinggung harga ayam hidup atau live bird (LB) pada awal tahun ini, turun sebesar Rp2.000 per kilogram (kg)-Rp3.000 per kg.

Data KPUN berbanding lurus dengan data harga daging ayam ras yang dicatat oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dari data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag, harga rata-rata daging ayam ras pada 9 Januari 2023 sebesar Rp36.300 atau turun 2,16 persen dibandingkan dengan harga rata-rata pada 27 Desember 2022 sebesar Rp37.100 per kg. 

Sebaliknya, harga harga pakan ternak unggas terus meroket dari Rp7.500 per kg pada 2022 menjadi Rp8.300 per kg-Rp8.800 per kg pada awal Januari 2023.

Akhirnya, puluhan peternak anggota KPUN mendatangi kantor Kemendag pada Selasa (10/1/2023) guna menyuarakan ketidakadilan itu. Dalam aksi demonstrasi di depan Kantor Kemendag di Jakarta Pusat, mereka juga menuntut pemerintah mengambil langkah mengatasi harga ayam hidup yang jatuh pada awal tahun ini. 

Bahkan, sebagaimana diperkirakan KPUN, kerugian peternak ayam bisa menembus Rp3,2 triliun dalam setahun. Perhitungan itu berasal dari harga LB berada di angka Rp15.000 per kg terutama di wilayah Jawa Tengah, yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging. Padahal, harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp19.500 per kg-Rp20.000 per kg bertahan hingga saat ini.

“Sedangkan harga ayam di pasaran cenderung stabil di konsumen di sekitar Rp33.000-35.000 per kg,” ujar Alvino Antonio Ketua KPUN saat ditemui di sela-sela aksi demonstrasi di Jakarta.

Fenomena penurunan harga ayam hidup itu diduga akibat perusahaan integrator yang berbudi daya ayam menjual komoditas LB bersamaan dengan peternak milik rakyat.

“Bahkan mereka menjual LB lebih murah, bahkan di bawah Peraturan Badan Pangan Nasional No.5/2022 yakni Rp21.000-Rp23.000 per kg,” ucapnya.

Dalam aksi demonstrasi tersebut, KPUN menyampaikan beberapa tuntutan kepada Kemendag. Pertama, peternak harus mendapatkan kenaikan harga ayam di kandang. Kedua, perusahaan besar wajib mematuhi harga sesuai dengan Perbadan No. 5/2022. Perusahaan itu di antaranya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk., Japfa Comfeed Indonesia, PT Malindo Feedmill Tbk., PT Cheil Jedang Indonesia, PT New Hope Indonesia, PT Farmsco Feed, dan PT Gold Coin Indonesia.

Selain mengadu kepada Kementerian Perdagangan, para peternak diketahui juga melaporkan perilaku pasar tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU. Komisi yang mengawasi praktik perdagangan inipun pernah menjatuhkan sanksi kepada para perusahaan peternak ayam tersebut.

Hal itu terjadi pada 2016. Kala itu, KPPU memvonis bersalah CPIN, JPFA, Malindo Feedmil dkk. terkait pengaturan produksi bibit ayam pedaging (broiler).

Dalam putusannya, KPPU memberikan denda kepada CPIN dan JPFA masing-masing Rp25 miliar, sedangkan Malindo Feedmil sebesar Rp10,8 miliar. Sedangkan perusahaan lainnya yang berjumlah 11 perusahaan divonis beragam.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper