Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menitipkan pesan kepada para bankir untuk belajar dari sejarah terkait sikap dan penanganan kondisi ekonomi di tengah ancaman resesi dan tensi geopolitik.
Sri Mulyani melihat kondisi yang terjadi saat ini merupakan peristiwa berulang yang seharusnya menjadi pelajaran dalam menangani kondisi ekonomi agar bertahan dari resesi.
“Saya suka sekali baca buku mengenai sejarah, geopolitik berubah, banyak yang mengatakan situasi ini akan kembali seperti perang dingin, seperti AS sama Rusia [dulu Uni Soviet], sekarang Blok Barat vs Soviet dan RRT. Sebetulnya itu episode sama persis seperti tahun 70-an, inflasi 20 persen dan geopolitik sama,” ungkapnya dalam CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).
Pasalnya, saat ini negara-negara maju mengalami inflasi, bahkan menyentuh angka lebih dari 10 persen. Satu di antaranya Inggris yang pada November 2022 mengalami inflasi sebesar 10,7 persen.
Bahkan beberapa negara, menurut Trading Economics untuk periode Desember 2022, inflasi Amerika Serikat sebesar 7,1 persen, Turki mencapai 64,27 persen, Italia 11,6 persen, dan Belanda 9,6 persen.
Adapun, lanjut Sri Mulyani, penting memahami kondisi masa lalu agar tidak kaget dan tidak mudah terintimidasi bila kejadian serupa yang disebutnya sebagai ‘extraordinary situation’ terulang.
Baca Juga
“Jadi kami patut untuk mempelajari sejarah, supaya tidak kaget baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi keuangan dan geopolitik yang akan sangat mempengaruhi dunia,” tambahnya.
Dengan memahami kondisi tersebut, pemerintah dan para bankir dapat memitigasi dan mengambil langkah terbaik untuk mempertahankan ekonomi Indonesia.
Seperti halnya langkah dirinya melalui APBN di masa pandemi Covid-19 sebagai shock absorber untuk mempertahankan kestabilan ekonomi Indonesia.
“Filosifi itu menggambarkan bahwa kalau terus belajar melihat fenomena membaca data melihat dan memahami konteks, Anda akan lebih siap melihat yang disebut extraordinary situation, Anda akan lebih baik dalam menyiapkan situasi yang tidak biasa,” pesan Sri Mulyani.
Belajar dari 2022 dengan situasi yang tidak biasa, Sri Mulyani berharap para bankir lebih mempersiapkan diri pada 2023.